"Saya manut saja kepada pelatih, suruh angkat, saya angkat saja," katanya di arena kompetisi cabang angkat besi di Moonlight Festival Garden, Minggu.
Dia mengaku sempat tegang saat bertanding karena lawan-lawannya sangat berat, terutama atlet dari Tiongkok dan Korea Utara.
"Tapi karena ada dukungan dari pelatih, saya bisa bertanding dengan tenang," kata atlet kelahiran Bandung 13 Agustus 1994 itu.
Putri pertama pasangan Candiana dan Rosita itu akan menabung uang yang dia peroleh sebagai penghargaan atas prestasinya.
"Buat masa depan," kata Sri, yang pertama kali mengenal angkat besi ketika berusia 13 tahun dari Siti Aisyah, teman ayahnya yang juga atlet handal angkat besi.
Atlet yang baru masuk kuliah di jurusan hukum Universitas Bhayangkara, Bekasi, itu mengaku tertarik dengan olahraga angkat besi karena menguatkan.
"Biar seperti cowok, saya juga harus kuat," katanya.
Sri Wahyuni ingin bisa terus bertanding, tapi dia sadar bahwa kekuatan manusia ada batasnya. Dia berencana berhenti mengangkat barbel pada usia 27 tahun.
Sebelum pensiun Sri Wahyuni ingin mewujudkan mimpi untuk menjadi atlet angkat besi terbaik di ajang Olimpiade.
"PON sudah, SEA Games sudah, Kejuaraan Dunia sudah, satu lagi yang saya impikan yaitu medali emas di Olimpiade yang selama ini belum pernah saya ikuti," katanya.
Pewarta: Aris Budiman
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014