Konektivitas antara Lisabon dengan Jakarta. Nanti konektivitasnya kerjasama dengan TAP. Co-Chair itu harus ada agreement, kita akan bahas dengan kementerian perhubungan untuk service agreement,"

Lisabon, Portugal (ANTARA News) - Maskapai penerbangan Garuda Indonesia menjajaki kerjasama co-chair flight dengan Maskapai TAP Portugal yang akan menghubunkan Jakarta-Amsterdam-Lisabon.

Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar kepada wartawan di Lisabon, Jumat sore waktu setempat atau Sabtu dini hari waktu Jakarta mengatakan pembicaraan dengan pihak TAP sudah dijajaki namun demikian perlu melibatkan kementerian perhubungan masing-masing negara untuk membahas mengenai service agreement.

"Konektivitas antara Lisabon dengan Jakarta. Nanti konektivitasnya kerjasama dengan TAP. Co-Chair itu harus ada agreement, kita akan bahas dengan kementerian perhubungan untuk service agreement," katanya.

Ia memaparkan, pola kerjasama yang dilakukan, penerbangan dari Jakarta-Amsterdam menggunakan pesawat Garuda dan kemudian dari Amsterdam-Lisabon dengan TAP.

Emirsyah mengatakan penjajakan itu memiliki peluang besar karena antara Uni Eropa dengan ASEAN telah ada kerjasama tinggal diturunkan ditingkat bilateral antara Indonesia dan Portugal.

Sementara itu Ketua Kadin Suryo Bambang Sulisto mengatakan Portugal bisa menjadi pintu masuk perdagangan dan investasi Indonesia ke Amerika Selatan dan Afrika. Sementara Indonesia bagi Portugal bisa menjadi pintu masuk ke Asia.

"Kita bisa melihat nilai yang cukup strategis hubungan Indonesia dan Portugal, bisa menjadi pintu masuk ke Afrika dan Amerika Selatan. Salah satu caranya adalah dengan membuka hubungan udara," katanya.

Suryo Bambang Sulisto mengatakan disela-sela kunjungan kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Lisabon, Portugal, Kadin bersama kedutaan besar RI di Lisabon mengadakan seminar bisnis dengan mengundang kalangan pengusaha Portugal yang berminat berinvestasi maupun melebarkan bisnis ke Indonesia.

"Intinya dari segi nilai (perdagangan-red) belum begitu besar yaitu 200 juta dolar per tahun, namun ada kecenderungan meningkat dan itu menggembirakan," paparnya.

Duta Besar RI untuk Portugal Surya Wirana mengatakan pascapemulihan hubungan diplomatik pada 1999 dan pengisian jabatan duta besar pada 2001, meski perlahan namun kualitas hubungan bilateral kedua negara terus meningkat.

"Kunjungan Presiden Silva ke Indonesia pada 2012 dengan membawa delegasi bisnis memberikan pengaruh besar. Dalam dua tahun meningkat 83 persen nilai perdagangan," katanya.

Dubes Wirana mengatakan pihaknya berharap sejumlah insentif yang diberikan pemerintah Portugal bagi kalangan investor asing bisa dimanfaatkan juga oleh pengusaha Indonesia untuk mengembangkan bisnisnya di negara itu.

"Kita mengekspor ribuan ton tuna per bulan. Kemudian dikalengkan dan diekspor lagi (ke negara ketiga-red). Ini salah satu bentuk joint venture, maka kunjungan presiden ini bisa menjadi pendorong dan membuka mata masing-masing pihak," katanya.(*)

Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014