Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meyakinkan para investor asing agar tidak ragu berinvestasi di Indonesia, mengingat prospek dan potensi bisnis di Tanah Air saat ini cukup baik.
"Dengan jumlah penduduk sekitar 240 juta jiwa, banyak potensi untuk berinvestasi, khususnya di sektor infrastruktur," katanya ketika berbicara dalam acara "Indonesia Infrastructure Conference and Exhibition" (IICE) 2006 di Jakarta, Kamis.
Dalam acara yang diikuti sekitar 1.200 pelaku bisnis dari sekitar 30 negara tersebut, Wapres menyebutkan sejumlah potensi bisnis, seperti pembangunan jalan tol, pembangkit listrik, serta jaringan telekomunikasi.
Wapres juga menegaskan komitmen pemerintah untuk terus menciptakan iklim investasi yang baik melalui perbaikan dan kemudahan pelayanan birokrasi serta mempersingkat proses perizinan.
Selain itu, pemerintah juga terus berupaya menciptakan situasi keamanan yang kondusif, penegakan hukum atas kasus-kasus korupsi, serta perbaikan peraturan tentang perburuhan.
Pemerintah, lanjut Wapres, tidak segan-segan mengeluarkan jaminan berupa "support letter" bagi investor yang ingin berinvestasi di sektor kelistrikan, khususnya untuk proyek pembangunan pembangkit listrik 10.000 Megawatt.
Indonesia Infrastructure 2006 yang diselenggarakan pemerintah Indonesia itu menawarkan 10 model proyek senilai 4,4 miliar dolar AS serta mempersiapkan 101 potensi proyek lainnya senilai 14,7 miliar dolar AS.
Termasuk dalam proyek model dan potensi proyek tersebut adalah 20 proyek jalan tol sepanjang 861 km senilai 5,3 miliar dolar AS, 36 proyek pembangkit listrik senilai 4,527 miliar dolar AS, 12 proyek pipanisasi gas potensial senilai 2,85 miliar dolar AS, serta satu model proyek telekomunikasi pembangunan Palapa Ring senilai 1,517 miliar dolar AS.
Terkait dengan pembangunan Palapa Ring, juga ditawarkan pemberian izin penggunaan spektrum dengan potensi pendapatan sebesar Rp150 miliar per tahun.
IICE 2006 yang dibuka Presiden Yudhoyono pada Rabu (1/11) itu akan berakhir pada Jumat (3/11). Acara diisi dengan dialog langsung antara pejabat terkait seperti Wapres Jusuf Kalla dan para menteri dengan para pelaku bisnis. (*)
Copyright © ANTARA 2006