Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 21 korban perahu tenggelam di Perairan Karang Nangka, Kepulauan Raas, Kabupaten Sumenep, Jatim, akhirnya ditemukan, dalam kondisi 11 orang tewas dan 10 lainnya selamat. Kasatreskrim Polres Kabupaten Sumenep, AKP Muallimin, kepada ANTARA di Sumenep, Kamis, menuturkan semua korban tewas dan selamat ditemukan oleh nelayan dan petugas di dua tempat, yakni di Perairan Pulau Sapudi dan Pulau Raas. "Korban yang ditemukan di Perairan Pulau Sapudi, dua meninggal, yakni Marwah (40) dan Haninah (65), serta korban yang ditemukan dalam kondisi hidup adalah Sainullah (6), Sumantri (26) dan Masudi (37)," ungkapnya. Di perairan Pulau Raas, ditemukan sembilan korban tewas, yakni Fikriahi (48), Suci (8), Supar (35), Tawap (50), Rufiati (45), Ena (50), Mudiah (42) Ashari (43) dan Devi (7), sementara penumpang yang ditemukan hidup adalah, Rafi`i (37), Rifka (37), Ufima (35), Sat (37) dan Inu (7). "Pemilik perahu bernama Rudi (38), warga Karang Nangka dan temannya yang selamat masih diamankan di Polsek Sapudi. Mereka masih dimintai keterangan," tuturnya. Ia menjelaskan kecelakaan itu terjadi diduga akibat kelebihan muatan. Perahu kecil yang biasanya digunakan untuk menangkap ikan dengan jaring itu dipakai mengangkut 21 penumpang. Perahu itu berangkat dari Pulau Raas pada Rabu (1/11) sore dengan tujuan Pulau Sapudi. Perjalanan antarpulau itu biasanya memakan waktu empat jam, namun baru sekitar dua jam perjalanan sekitar pukul 19.00 WIB perahu itu oleng kemudian tenggelam. Kabar tenggelamnya perahu tersebut disampaikan Akram (45), warga Karang Nangka. Ia menjelaskan para penumpang perahu yang selanjutnya hendak kembali ke Bali itu akan bertakziah ke Asta Camplong dan Asta Belingi di Kepulauan Sapudi. "Mereka sebetulnya hendak bermalam setelah melakukan takziah ke makam di dua asta itu. Selanjutnya mereka akan kembali ke Bali, karena mereka bekerja di sana. Ikut tenggelam lima sepeda motor mereka yang hendak dibawa ke Bali," paparnya. Informasinya, sebetulnya pemilik perahu dengan ukuran kecil itu sudah menolak untuk membawa para penumpang, karena alasan terlalu banyak orang dan muatannya. Namun karena para pemudik memaksa, akhirnya perahu itu diberangkatkan. (*)
Copyright © ANTARA 2006