Data kerugian yang ditanggung oleh para korban ini masih bisa berubah atau bisa saja bertambah atau berkurang...Sukabumi (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat memprediksi kerugian akibat kebakaran Pasar Nyalindung yang terjadi pada Kamis pagi, mencapai Rp3 miliar.
"Dari laporan yang masuk ke kami baik dari pemilik kios yang tempat usahanya rata maupun rumah milik warga yang ikut terbakar kerugiannya masing-masing korban cukup tinggi khususnya para pedagang yang kiosnya dan barang dagangannya rata dengan tanah," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo kepada Antara, Kamis.
Menurut Usman, akibat kebakaran ini delapan kios dan tiga rumah rusak berat serta tiga rumah lainnya rusak ringan. Hingga saat ini masih ada beberapa pemilik kios yang melaporkan jumlah kerugian akibat peristiwa itu, tapi pada kasus kebakaran ini tidak ada korban jiwa.
Namun, laporan kerugian yang masuk ke BPBD akan kembali diverifikasi untuk menyesuaikan bantuan yang nantinya akan diberikan oleh pihak Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Untuk sementara ini, bantuan yang diberikan baru berupa bantuan darurat seperti makanan siap saji seperti beras dan mie instan untuk warga yang rumahnya hangus terbakar.
"Data kerugian yang ditanggung oleh para korban ini masih bisa berubah atau bisa saja bertambah atau berkurang, saat ini bantuan dari dinas lainnya seperti Dinas Sosial dan instansi lainnya sudah dikirm ke lokasi kejadian," tambahnya.
Selain itu, pihaknya saat ini masih berkoordinasi dengan kepolisian untuk mencari tahu penyebab kebakaran yang menghanguskan belasan bangunan di Pasar Nyalindung tersebut. Mayoritas pemilik kios dan rumah tidak sempat menyelamatkan harta bendanya karena peristiwa itu terjadi saat warga tertidur lelap yakni pukul 01.00 WIB.
Bahkan api baru bisa dipadamkan setelah empat unit mobil pemadam kebakaran diterjunkan untuk memadamkan api dan api baru bisa padam sekitar pukul 04.00 WIB.
Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014