Kota Gaza (ANTARA News) - Enam warga Palestina tewas dan 35 lainnya cedera ketika militer Israel melancarkan operasi besar-besaran di Jalur Gaza dan menguasai pengawasan utara kota, kata para pejabat medis dan saksi mata, Rabu.
Tank-tank dikerahkan ke Beit Hanun dengan dukungan satuan-satuan infantri Selasa malam, mengepung dan memblokir jalan masuk ke rumahsakit serta mendirikan pos-pos pengaeasan di seluruh kota, kata saksi mata.
Seorang jurubicara militer Israel menjelaskan bahwa satu `operasi besar-besaran` sedang dilakukan di sektor tersebut. Dua kali serangan udara dilancarkan dan 30 warga Palestina bersenjata tewas, tuturnya.
Jurubicara mengatakan operasi tersebut `terbatas`, tapi menolak mengatakan kapan operasi itu berakhir. Aksi-aksi itu menurutnya ditujukan untuk membungkam serangan-serangan roket Palestina. Dia mengatakan, para pejuang Palestina telah menembakkan sekitar 300 roket dari Bein Hanun ke negara Yahudi sejak awal tahun ini.
Serangan muncul beberapa hari setelah Perdana Menteri Ehud Olmert memperingatkan bahwa Israel akan memperpanjang ofensif empat-bulannya di sepanjang jalur, yang telah merenggut nyawa lebih dari 260 warga Palestina dan dua tentara Israel.
Olmert dikutip mengatakan kepada anggota parlemen Jerusalem Senin, bahwa militer sedang `mempersiapkan satu atau lebih operasi ekstensif di Jalur Gaza.`
Kabinet keamanan Israel bertemu hari Rabu untuk memutuskan apakah memperbesar operasi-operasi yang dilancarkan di Jalur Gaza Juni lalu setelah para geriilyawan membunuh dua tenatar dan menangkap lainnya dalam serangan di perbatasan.
Wakil Menteri Pertahanan, Ephraim Sneh, yang dipilih pekan ini, mengatakan bahwa Israel tidak berminat menduduki kembali jalur pantai yang miskin itu setelah mereka mundur dari wilayah tersebut tahun lalu, setelah melakukan pendudukan selama 38 tahun.
Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniya mengecam peringatan-peringatan Selasa lalu itu dalam pertemuan kabinet mingguan.
"Serangan-serangan, ancaman-ancaman, dan penahanan-penahanan terus berlanjut," katanya. Bahkan, ancaman-ancaman telah mencapai babak baru sejak mereka membahas tentang pendudukan kembali sebagian dari Jalur Gaza untuk usaha serta mengucilkan kota itu dari Mesir.
Jumlah kematian terakhir mencapai 5.470 orang. Mereka tewas sejak dimulainya gerilya Palestina kedua September 2000 lalu. Menurut AFP sebagian besar dari korban adalah warga Palestina.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006