Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Bimas Islam Depag kembali mengingatkan bahwa substansi konflik Poso dan sekitarnya bukan masalah agama, tetapi campuran berbagai masalah. "Persoalan itu seperti keadilan ekonomi, politik, penduduk asli-pendatang, kota-desa, pusat-daerah atau Islam-Kristen," kata Dirjen Bimas Islam Depag, Prof Dr Nasaruddin Umar di Jakarta, Rabu. Peluang-peluang konflik tersebut, ujarnya, bisa dimanfaatkan kelompok-kelompok tertentu. Bahkan sekarang sebenarnya Poso itu hanya persoalan segelintir orang yang menjadi persoalan nasional. Ia mengatakan setuju dihidupkannya kembali Konsep Malino di mana para tokoh agama dan masyarakat bersepakat untuk berkontribusi dalam mengamankan komunitas di sana. Nasaruddin juga menyatakan, perlunya ketegasan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan Poso yang masih terus berlarut-larut. Wapres Jusuf Kalla, ujarnya, sudah menawarkan dalam pertemuan baru-baru ini kepada masyarakat Sulawesi Tengah, kalau mau terus berperang pemerintah mempersilakan dan akan menarik seluruh pasukan dari Poso. "Tetapi kalau mau damai, pemerintah akan memfasilitasinya dengan syarat tertentu," katanya. Masyarakat Poso dan sekitarnya, lanjut dia, telah memilih untuk berdamai dan bersedia difasilitasi oleh Pemerintah. Karena itu, pihaknya optimis masyarakat Poso dan sekitarnya dengan tekad besar itu bisa berdamai didukung dengan pendekatan komprehensif.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006