"Kami berikan teguran kepada mereka. Semestinya PIHK benar-benar mengawasi jamaahnya," kata Kepala Seksi Pengendalian PIHK, PPIH Daker Makkah, Matyuri Casdui Salamun di Makkah, Selasa.
Sebelumnya jamaah haji khusus Weli Daude Ali binti Musa (64 tahun), diantarkan oleh seseorang ke Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja Makkah, Selasa dinihari. Jamaah yang saat tiba terlihat linglung ini tidak memiliki identitas sama sekali dan tidak bisa berbahasa Indonesia.
Matyuri mengatakan pengawasan terhadap jamaah perlu lebih diperhatikan terutama jika kondisinya seperti nenek Weli. Nenek Weli merupakan jamaah haji khusus melalui Femmy Tour and Travel, yang tergabung dalam konsorsium Safana Salsabila. Ia terpaksa berada di kantor Daker Makkah hampir 12 jam sebelum dijemput petugas PIHK.
Matyuri Casdui Salamun, mengatakan sudah memberikan teguran lisan kepada Femmy Tour and Travel. Pihaknya juga mencatat peristiwa ini dalam berita acara seksi pengendalian PIHK. Ia mengharapkan peristiwa serupa tidak terjadi lagi.
Sementara itu, pengelola Femmy Tour and Travel Suti Pontong, saat menjemput Weli Daude Ali, mengatakan sejak keberangkatan sang nenek tampak tertekan. Weli bahkan sempat merobek paspornya saat berada di Jeddah.
Setelah peristiwa itu Suti Potong berjanji untuk lebih mengawasi Weli. Apalagi Weli yang tidak bisa berbahasa Indonesia berangkat tidak bersama keluarganya.
Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014