Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi menguat 51 poin menjadi Rp11.910 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp11.961 per dolar AS.
"Rupiah menguat setelah mengalami tekanan cukup dalam pada kemarin, namun indeks dolar AS masih berkonsolidasi di level tinggi," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra.
Ia mengatakan nilai dolar AS terhadap mata uang domestik masih tinggi karena ekspektasi kenaikan suku bunga Amerika Serikat (Fed Rate) masih cukup kuat setelah data penjualan ritel dan survei sentimen konsumen AS cukup positif.
Ariston menjelaskan pula bahwa pekan ini tidak banyak data ekonomi yang akan dirilis. Data yang mungkin bisa menjadi penggerak pasar, menurut dia, antara lain data manufaktur dan produksi industri Amerika Serikat yang akan segera dirilis.
"Dolar AS bisa terjaga momentum penguatannya dan menekan rupiah bila data-data tersebut lebih bagus dari ekspektasi pasar," katanya.
Ariston menambahkan sentimen dari dalam negeri mengenai pengumuman struktur kementerian pemerintahan baru diharapkan mendapat respons positif dari pelaku pasar uang sehingga penguatan mata uang rupiah dapat berlanjut.
"Pasar akan terus memantau apakah susunan kementerian pemerintah mendatang sesuai dengan ekspektasi sehingga ekonomi bisa dapat tumbuh lebih baik," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014