Subang, 16 September 2014 (ANTARA) -- Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro mendukung kemandirian industri pertahanan nasional. Bentuk dukungan tersebut disampaikan dalam sambutan acara Forum Komunikasi Litbang Pertahanan ke-25 yang dihelat di Kampus Dahana Subang (11/09).

Dukungan pemerintah tersebut, menurut Purnomo, dituangkan dalam beberapa langkah untuk kemajuan industri pertahanan nasional. Langkah pertama, pada tahun 2010 dibentuklah Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) untuk mengkoordinasikan dan mensinergikan seluruh potensi yang ada di dalam negeri.

Melalui KKIP, ditelorkan tujuh program nasional. Program tersebut meliputi pembuatan pesawat tempur, kapal selam, Roket, Rudal, Radar, Propellant dan Tank.

“Dengan kemandirian ini, tahun 2022 kita tidak perlu lagi untuk mendatangkan pesawat dari luar negeri sejenis sukhoy,” ujarnya.

Masih menurut Purnomo, KKIP juga membuat road map untuk industri pertahanan dalam negeri dan melaksanakan tugas pembinaan kepada industri pertahanan nasional sesuai tupoksinya.

Khusus pembangunan pabrik propellant yang rencananya akan dibangun di Energetic Material Center (EMC) PT DAHANA (Persero), Purnomo mengatakan bahwa akan ada dampak positif untuk dunia litbang.

“Akan dibutuhkan SDM untuk industri propellant yang notabene baru di Indonesia di samping alih teknologi dari Negara pemiliknya di EMC ini. Ini merupakan tantangan bagi dunia litbang kita,” tandasnya.

Pada kesempatan tersebut, ditandatangani juga nota kesepahaman antara PT DAHANA (Persero) dan Balitbang Kemhan RI. Kerjasama itu meliputi pengembangan sumberdaya Manusia, penelitian, pengkajian dan pengembangan teknologi dalam bidang bahan peledak serta propellant. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT DAHANA (Persero) F. Harry Sampurno dan Kabalitbang Kemhan Eddy S. Siradz disaksikan oleh Menteri Pertahanan.

Sebagaimana diketahui, sejak peletakan batu pertama oleh Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro pada 4 Desember 2010 lalu, pembangunan EMC rampung pada pertengahan 2012. Di lokasi seluas hampir 600 hektar ini diisi fasilitas perkantoran, gudang, laboratorium, dan pabrik, termasuk lokasi pabrik propellant yang sudah disiapkan jauh-jauh hari. (jjs).

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2014