Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta hari ini melemah sebesar 81 poin terpengaruh isu bahwa bank sentral AS (the Federal Reserve) kemungkinan akan menaikkan suku bunga dolar.
Rupiah Senin sore ditransaksikan pada 11.903 per dolar AS, memburuk 81 poin dibanding posisi penutupan hari sebelumnya 11.822 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, masih merebaknya ekspektasi bahwa the Fed akan akan memangkas kembali program quantitative easing (QE), ditambah prospek kenaikan suku bunga AS (Fed rate) kembali menekan mata uang rupiah.
"Investor sepertinya cukup cemas dengan pemangkasan program pembelian obligasi berakhir tahun ini dan dilanjutkan dengan prospek yang cukup kuat dengan kenaikan suku bunga AS," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, perlambatan produksi industri, investasi, dan penjualan ritel Tiongkok juga menimbulkan kekhawatiran bagi Indonesia. Seperti diketahui, Tiongkok merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia.
"Melambatnya perekonomian Tiongkok dapat turut menggerus harapan terhadap perbaikan kinerja neraca perdagangan Indonesia," katanya.
Dari dalam negeri, Zulfirman Basir mengatakan bahwa pelaku pasar keuangan juga sedang mencermati pemerintahan baru mendatang terkait kebijakan-kebijakan baru. Kondisi itu, menjadi salah satu faktor pelaku pasar uang di dalam negeri untuk mengakumulasi mata uang domestik.
Kendati demikian, lanjut dia, secara teknikal peluang mata uang rupiah cukup terbuka dimana indikator stochastic menunjukan mata uang dolar AS berada di area jenuh beli atau overbought.
Sementara menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah bergerak melemah menjadi 11.875 dibandingkan posisi sebelumnya (Jumat, 12/9) di posisi 11.831 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014