Salah satunya dengan menambah atau memperluas runway atau lintasan bandara tersebut.
“Kami sudah melihat dan merasakan langsung runway yang ada saat ini masih sangat kurang panjang sehingga hanya bisa digunakan untuk pesawat kecil jenis ATR saja,” jelas anggota Komisi V, Fary Djemi Francis yang juga pemimpin Tim kunjungan spesifik labuhan bajo,NTT baru-baru ini.
Fary, seperti dikutip dari dpr.go.id, mengemukakan pesawat kecil tidak efektif dalam mendatangkan wisatawan.
"Pesawat yang kami tumpangi sebanyak sembilan puluh persennya adalah turis asing, artinya daerah ini benar-benar telah menjadi daerah tujuan wisata dunia," kata Fary.
Fary menambahkan penambahan runway Bandara Komodo, Labuhan Bajo ini sangat diperlukan agar mampu didarati oleh pesawat jenis Boeing 737.
Perluasan runway menurut dia juga menghindari risiko kecelakaan dalam pendaratan pesawat.
Menurut data Ditjen Perhubungan udara Kementerian Perhubungan panjang runway Bandara Komodo saat ini 2.150 m X 30 m, sementara luas apron 220 m X 80 m.
Komisi V juga meninjau gedung terminal baru yang telah dibangun dari tahun 2012-2014.
Fary mengemukakan terlihat beberapa kekurangan yang harus segera diselesaikan,seperti fasilitas penunjang operasional bandara, sebut saja ruang kantor yang masih belum memadai,tractor, flood light dan lain-lain.
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014