Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PAN, Dedy Djamaluddin Malik, mengkritik keras seringnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan perjalanan ke luar negeri, dengan mengatakan hal ini mengulangi kesalahan Gus Dur tempo hari. "Kesalahan kedua kali seperti Gus Dur (KH Abdurrachman Wahid, Presiden ke-4 RI) yang suka ke luar negeri. Lebih baik fokus pada perbaikan di dalam negeri, daparipada ke luar negeri yang hasilnya tidak pernah jelas," katanya di Jakarta, Rabu. Dedy Djamaluddin Malik mengemukakan itu, menanggapi informasi, biaya perjalanan Presiden bersama rombongan mencapai Rp31 miliar sekali jalan, dan selang dua tahun terakhir telah berlangsung 28 kali kunjung muhibah mancanegara. "Harus ditinjau ulang efektivitasnya (kunjungan Presiden RI ke LN yang rata-rata menghabiskan biaya Rp31 miliar) itu," katanya lagi. Ditambahkannya kunjungan ke luar negeri yang intinya mengajak pihak asing agar investasinya masuk Indonesia dan kerjasama bisnis lainnya. "Tetapi semua ini akan sia-sia bila kondisi infrastruktur dan kondisi lingkungan seperti adanya kasus Lumpur Lapindo, asap kebakaran hutan dan budaya birokrasi yang tidak kondusif bagi para investor," ungkap Dedy Djamaluddin Malik. Dia mengingatkan agar Presiden Yudhoyono tidak melakukan kesalahan kedua kali setelah Gus Dur. Dedy Djamaluddin Malik kembali menggarisbawahi agar Presiden fokus saja dulu pada perbaikan berbagai infrastruktur fisik maupun non fisik di dalam negeri, daripada ke luar negeri yang hasilnya tidak pernah jelas. (*)
Copyright © ANTARA 2006