Jakarta (ANTARA News) - PT Lapindo Brantas Inc. telah mengucurkan bantuan dana senilai lebih 65,77 juta dolar AS setara dengan Rp500 miliar per Oktober 2006 yang diperuntukan bagi penanganan sosial, perlindungan permukiman dan pembangunan sarana dan prasarana. Bantuan tersebut akan terus bertambah karena dalam menghadapi Lebaran 1427 H pekan lalu, perusahaan itu juga mengucurkan sekitar Rp2 miliar untuk tunjangan hari raya dan tunjangan pengganti upah, demikian sumber-sumber dari Tim Nasional (Timnas) Penanganan Lumpur Sidoarjo kepada ANTARA Selasa malam. Disebutkan, rincian bantuan yang telah direalisasikan adalah penanganan sosial sekitar 6,4 juta dolar AS, perlindungan permukiman/pembangunan infrastruktur 17,8 juta dolar dan penutupan semburan lumpur mencapai 48,1 juta dolar AS. Total bantuan mencapai sekitar 65,77 juta dolar AS. Sedangkan bantuan untuk tunjangan hari raya diberikan kepada 1.300 buruh senilai Rp 910 juta dan tunjangan bantuan hidup pengganti upah senilai Rp910 juta, sehingga jumlahnya mencapai sekitar Rp1,8 miliar. Lima desa yang mendapatkan perhatian serius karena tergenang lumpur, yakni Desa Jatirejo, Kedungbendo, Renokenongo, Siring, Besuki dan Pajarakan. Sebagian besar masyarakat yang ada di desa tersebut mendapatkan bantuan uang pindahan dan kontrakan, termasuk biaya hidup. "Pada prinsipnya, manajemen perusahaan bersama aparat terkait yang dalam hal ini bergabung dalam tim nasional terus menerus melakukan pemantauan dan penanggulangan lumpur Sidoarjo tersebut," kata seorang sumber. Pengamat lingkungan PILI-NGO Movement, Cecellia V Srihadi, mengemukakan pihaknya menyambut baik adanya apreasiasi perusahaan yang terus memberikan bantuan kepada korban lumpur Sidorajo. "Kita memberikan apresiasi kepada manajemen perusahaan, karena peduli kepada sebagian masyarakat yang menjadi korban lumpur Sidoarjo. Kita harus melihat ke depan dan mencari solusi terbaik daripada saling menyalahkan yang hasilnya justeru kontraproduktif," katanya. Ia juga setuju kalau semburan lumpur Sidoarjo merupakan kejadian alam, karena semburan yang terjadi tidak hanya berada di lokasi pengeboran, tetapi jauh dari lokasi pengeboran dan eskalasinya terus meningkat. "Kalau bukan faktor alam, apakah ada ahli yang dapat menjelaskan mengapa semburan lumpur Sidoarjo itu terjadi lebih dari 2 km dari lokasi pengeboran dan kejadiannya secara terus menerus," ujarnya. Menjawab pertanyaan, ia mengatakan jika warga sudah banyak yang setuju bahwa lumpur di buang ke laut lewat Sungai Porong, Timnas seyogyanya tidak perlu ragu melakukan itu, karena penyelamatan manusia jauh lebih penting dari penyelamatan isi alam lainnya. "Apakah orang akan rela jika suatu desa akan ditenggelamkan oleh lumpur-lumpur panas itu, meskipun lumpur itu juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan batu bata dan genting," katanya, seraya menambahkan lebih baik desa itu diselamatkan. (*)

Copyright © ANTARA 2006