Beijing (ANTARA News) - Korea Utara setuju kembali merundingkan pengahiran kegiatan senjata nuklirnya, kata pejabat Cina dan Amerika Serikat hari Selasa. "Atas permintaan Cina, ketua perutusan Cina, Korea Utara dan Amerika Serikat di perundingan segienam mengadakan pertemuan tak resmi di Beijing," kata Kementerian Luar Negeri Cina dalam pernyataan singkat di lokamayanya. "Ketiga pihak bertukar pandangan secara terbuka dan mendalam tentang pelanjutan upaya memajukan perundingan segienam itu. Ketiga pihak setuju mengadakan pembicaraan segienam tersebut segera sesuai dengan kesepakatan mereka," kata pernyataan itu. Sesudah pertemuan di Beijing itu, Korea Utara setuju kembali ke perundingan," kata wanita jurubicara kedutaanbesar Amerika Serikat seperti dikutip DPA. Ketua perunding Amerika Serikat Christopher Hill mengatakan kepada wartawan di Beijing bahwa ia memperkirakan perundingan itu dimulai lagi bulan November atau Desember. Cina menuanrumahi beberapa putaran perundingan segienam untuk membahas pengahiran kegiatan senjata nuklir Korea Utara. Perundingan itu secara umum menjadi jalan untuk mendudukkan Korea Utara bersama Amerika Serikat sesudah Washington menolak pembicaraan langsung dengan Pyongyang. Cina mengecam uji nuklir Korea Utara pada 9 Oktober, tapi menyatakan terus berupaya membujuk semua pihak kembali ke perundingan segienam tersebut. Sesudah uji nuklir itu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyetujui daftar hukuman, termasuk penutupan lalulintas laut dan darat untuk memantau bahan dan teknoligi nuklir Korea Utara. Korea Utara menyatakan hukuman termasuk berupa pembatasan ekonomi dan pemeriksaan atas barang masuk dan keluar negara tersebut sama dengan pernyataan perang. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Il mengatakan kepada duta Cina Tang Jiaxuan pada 19 Oktober bahwa Pyongyang tidak merencanakan uji kedua nuklir dalam waktu dekat. Tapi, Korea Utara tampak tidak mau meneruskan perundingan sebelum Amerika Serikat mencabut hukuman keuangan, yang dikenakan Washington atas Pyongyang ahir tahun lalu. Departemen Keuangan Amerika Serikat membekukan harta dari dan perdagangan dengan Bank Delta Asia, yang berpusat di Makao. Lembaga negara adidaya itu menuduh bank tersebut menyebarkan uang palsu dolar Amerika Serikat dan mencuci uang bagi Korea Utara. Washington juga mengenakan hukuman keuangan terhadap 11 lembaga Korea Utara, yang dirancang sebagai penyebar teknologi untuk persenjataan pemusnah. Hukuman keuangan Amerika Serikat itu akan ditangani kelompok kerja terpisah dalam kerangka perundingan tersebut, kata Hill. Korea Utara telah menembakkan lima peluru kendali jarak pendek saat pelatihan tentara pekan lalu, kata media Korea Selatan, Senin. Peluru kendali tersebut diperkirakan memiliki daya jangkau 10 dan 50 kilometer, kata "Chosun Ilbo", suratkabar bertiras terbesar di Korea Selatan, mengutip keterangan pejabat tak mau dikenali. "Korea Utara pekan lalu menembakkan lima peluru kendali darat ke udara dan udara ke darat dari sebelah barat daerah pelatihan tentara," kata pejabat tersebut. Kementrian Pertahanan Korea Selatan menolak menanggapi laporan tersebut. Peluncuran peluru kendali itu kemungkinan sebagai bagian dari pelatihan tahunan tentara, namun Korea Utara jarang menembakkan sampai lima peluru kendali. Korea Utara memliki peluru kendali balistik jarak menengah dan jauh, yang diyakini bisa mencapai wilayah Amerika Serikat.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006