Padang (ANTARA News) - Permintaan kayu bakar sebagai bahan bakar alternatif mengalami peningkatan di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) pascakenaikan harga elpiji 12 Kg.

Suardi(45) pedagang kayu bakar di Jalan Raya Andalas, Kota Padang, mengatakan, sejak tiga hari terakhir permintaan kayu bakar terus mengalami kenaikan.

"Biasanya perharinya hanya terjual 15 sampai 20 ikat kayu bakar ukuran kecil, namun belakangan permintaan mengalami peningkatan, sampai terjual 40 ikat kayu bakar," katanya di Padang, Jumat.

Ia menyebutkan kebanyakan pesanan kayu bakar berasal dari pedagang warung nasi rumahan yang sebelumnya menggunakan elpiji 12 Kg untuk memasak, sekarang beralih menggunakan kayu bakar.

Selain, itu permintaan kayu bakar juga datang dari industri olahan makanan kecil, seperti pedagang kue ringan yang selama ini menjadi pemasok di toko-toko makanan di daerah itu.

Ia mengatakan untuk ukuran satu ikat kecil kayu bakar yang terdiri dari 15 batang kayu panjang satu meter dijual dengan harga Rp22.000, sementara ukuran besar satu ikat kayu yang terdiri dari 30 batang kayu dijual dengan harga Rp38.000.

Ia menyebutkan kayu bakar yang dijual tersebut didapat dari petani kulit manis yang sudah panen.

Sementara itu, seorang pedagang warung nasi rumahan Jumiati(48) mengakui ia memilih kayu bakar sebagai pengganti bahan bakar elpiji 12 Kg karena lebih murah.

"Kalau menggunakan elpiji 12Kg untung yang saya dapat sangat tipis, karena itu saya memilih menggunakan kayu bakar," katanya.

Selain itu katanya, jika menggunakan kayu bakar, memudahkan dalam memasak, karena bisa menggunakan banyak tungku dalam sekali masak.

Ia mengatakan jika menggunakan elpiji ukuran tiga kilogram hanya bisa tahan satu hari, sementara jika menggunakan kayu bakar bisa tahan sampai tiga hari.


(KR-AGP/H014)

Pewarta: Agung Pambudi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014