Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia melalui satelit Radarsat milik Kanada mengawasi kejahatan di wilayah perairan, kata Direktur Sumberdaya Perikanan dan Akuakultur FAO-Roma Indroyono Susilo.
"Pemerintah tidak hanya pantau perairan dengan kapal-kapal di laut tetapi juga dengan bantuan satelit," katanya dalam acara Sarasehan yang bertemakan "Membangun Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang Maju dan Mandiri", Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan pemantauan ini dilakukan untuk memetakan keadaan perairan termasuk semua kegiatan kejahatan yang terjadi di atas permukaan laut dengan menggunakan penginderaan jauh.
"Pemerintah bisa pantau pergerakan atau kegiatan di permukaan laut, sehingga dapat segera bertindak jika ada kegiatan ilegal," kata Indroyono.
Dengan menggunakan data yang dipotret satelit, pemerintah dapat memburu penangkapan ikan secara ilegal yang terjadi di lautan.
Seperti yang dilakukan pada 2003, lanjutnya, satelit Radarsat mengudara di atas wilayah Papua Tenggara dan Laut Arafura.
Lewat penginderaan jauh, satelit memantau sebanyak 253 kapal yang berlayar di perairan.
Setelah itu, data diolah di Kanada dan dikirim lewat faksimili ke Indonesia.
Kemudian, data tersebut dijadikan acuan untuk menerbangkan pesawat angkatan udara menuju lokasi pergerakan kapal di atas permukaan laut sesuai koordinat yang ditangkap satelit.
Dari lokasi tersebut, ditemukan dua kapal yang melakuan penangkapan ikan secara ilegal.
Ia mengatakan satelit mempermudah perburuan tindakan ilegal di lautan Indonesia untuk mengenali kapal-kapal yang dicurigai tersebut.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014