Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) DIY, Sutarno di Yogyakarta, Jumat, mengatakan setiap tahun stok sapi hidup di daerah setempat selalu mencukupi kebutuhan masyarakat, khususnya untuk hewan kurban menjelang Idul Adha.
"Stok sapi hidup cukup aman, bahkan DIY masih bisa menyuplai kebutuhan sapi untuk daerah lain," kata Sutarno.
Dia mengatakan, kebutuhan sapi sebagai hewan kurban untuk Idul Adha tahun lalu mencapai 25.000 ekor. Kebutuhan itu diperkirakan akan mengalami peningkatan pada tahun ini mencapai 28.000 ekor sapi, menjadi sekitar 50.000 ekor.
Meski demikian, ia mengatakan, populasi sapi yang ada di peternakan sapi di lima kabupaten/kota saat ini akan mampu mencukupi karena populasinya telah mencapai 300.000 ekor sapi.
Populasi sapi di DIY, kata dia, terbanyak ada di Kabupaten Gunung Kidul dengan jumlah populasi mencapai 140.000 ekor atau 40 persen dari keseluruhan populasi sapi di daerah setempat.
Dengan jumlah populasi sapi tersebut, DIY masih dapat memasok kebutuhan sapi hidup di Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat.
"Kalau 2013, bahkan kami juga mensuplai kebutuhan sapi untuk Kalimantan," kata dia.
Sutarno mengatakan sapi lokal DIY yang biasa digunakan untuk hewan kurban adalah sapi dengan jenis peranakan ongole (PO) yang biasa dikenal sebagai sapi Jawa atau sapi putih. Sapi jenis itu dinilai memiliki harga lebih terjangkau sehingga lebih diminati masyarakat.
"Sapi putih memiliki kisaran harga rata-rata mulai Rp14 juta -Rp15 juta. Relatif lebih murah dibanding jenis sapi lainnya, seperti sapi limosin yang mencapai Rp18 juta," kata dia.
Sutarno menyarankan, untuk keperluan sapi sebagai hewan kurban, masyarakat perlu memilih sapi dengan kondisi sehat, terbebas dari cacing hati atau penyakit "anthrax". Selain itu, minimal memiliki usia 1,5 -2 tahun.
Untuk memastikan kesehatan sapi, menurut dia, Distan DIY juga melakukan pemantauan kondisi kesehatan ternak sapi menjelang hari raya Idul Adha, secara rutin.
"Masyarakat juga dapat mengenali kondisi kesehatan sapi, melalui ciri fisik misalnya bola mata tidak buram, serta bulu tidak kusam. Gemuk belum tentu sehat," kata Sutarno.
(KR-LQH/H008)
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014