sisanya belum sanggupJakarta (ANTARANews) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan hanya 30 persen sektor industri yang siap bersaing menyongsong era Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015.
"Kami memperkirakan hanya 30 persen yang mampu bersaing di pasar bebas ASEAN, sisanya belum sanggup," kata Sekretaris Direktorat Jendral Berbasis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Setio Hadi di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan kinerja sektor industri melambat sebab sebagian besar bahan baku bergantung impor.
Ketergantungan impor tersebut membuat kinerja ekonomi sulit dipacu, sehingga pemerintahan mendatang diharapkan meningkatkan pembangunan industri hulu di dalam negeri.
"Seperti bahan baku besi baja untuk industri logam masih bergantung dari impor, begitu juga dengan bahan baku Petrokimia dan permesinan untuk tekstil," katanya.
Impor bahan baku yang tinggi menjadi salah satu penyebab defisit perdagangan yang semakin bertambah.
Pemerintahan mendatang menurutnya harus memperkuat pembangunan industri dasar di dalam negeri, terutama sektor petrokimia dan logam dasar.
Ia mengatakan tren sumbangan industri terhadap pertumbuhan ekonomi nasional terus menurun sejak 2004. Pada 2013 sektor industri menyumbang 23 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Tahun ini diharapkan tumbuh 6 hingga 8 persen dengan meningkatkan kinerja industri," tambahnya.
Untuk menjadi negara dengan industri maju, jelas dia, kontribusi industri manufaktur seharusnya 40 persen terhadap PDB.
Target pertumbuhan tersebut menurutnya dapat tercapai jika semua pihak turut mendorong peningkatan daya saing industri.
Setio mengatakan pasar bebas ASEAN yang mulai berlaku pada 2015 menjadi peluang, terutama sektor yang siap bersaing seperti industri tekstil.
Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014