Impian saya bisa mengangkat nama olahraga ini untuk paling tidak, sama populer dengan cabang tenis lapangan

Jakarta (ANTARA News) - Meskipun bergelimang gelar dan meraih sejumlah prestasi di ajang tenis lapangan, atlet nasional Prima Simpatiaji justru "banting setir" mendalami soft tenis yang bukan merupakan cabang populer di Indonesia.

Nama Prima tidak asing di kalangan pecinta tenis lapangan di Indonesia, beragam piala sudah dirasakannya, bahkan dia sempat menduduki peringkat 633 dunia, salah satu peringkat tertinggi petenis putra Indonesia pada tahun 2005, setelah memenangi sejumlah turnamen internasional.

Namun empat tahun setelahnya yaitu 2009 publik tenis Indonesia dikejutkan dengan keputusannya untuk pensiun dari timnas tenis lapangan Indonesia dan beralih ke cabang soft tenis.

"Awalnya merupakan kebetulan saya nyemplung ke soft tenis, mengingat persaingan di tenis lapangan yang semakin ketat dan usia yang terus bertambah, saya coba beralih ke sini dan ternyata malah lebih bisa berprestasi," katanya seusai latihan di Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta.

Dia mengatakan, proses adaptasinya dari tenis lapangan ke soft tenis tidak memakan waktu lama, di karenakan tidak terlalu banyak perbedaan yang besar antara kedua olah raga tersebut.

"Perbedaannya paling menonjol ada di bola dan raket, sementara untuk peraturan hanya berbeda di sistem skor," kata pria berusia 32 tahun asal Tegal itu.

Keputusannya untuk pindah ke cabang soft tenis pun berujung manis, karena di cabang tersebut dia bisa meraih prestasi tertinggi di sejumlah kejuaraan yang diikuti seperti menjadi juara di Polandia tahun 2011, Taiwan tahun 2011, Thailand tahun 2014, Bali tahun 2014, serta runner up di Korea tahun 2014.

Selain itu, prestasi tertingginya adalah dengan merebut tiga medali emas SEA Games tahun 2011 di Palembang dari nomor tunggal putra, ganda putra dan beregu putra, melengkapi sapu bersih tujuh emas oleh kontingen Indonesia.

"Saat itu memang salah satu moment yang istimewa, terutama karena kami berhasil melakukan sapu bersih," kata pria yang melepas masa lajangnya pada tahun 2012 itu.

Dia pun berharap soft tenis bisa berprestasi di Asian Games mendatang layaknya di SEA Games dengan merebut paling tidak satu medali emas.

"Asian Games akan lebih ketat persaingannya, satu emas sudah menjadi prestasi yang sangat baik untuk kita," kata suami dari Yola Pamela itu.

Dengan terus berprestasi, dia berharap bisa mengangkat popularitas soft tenis, sehingga ke depan akan lebih banyak muncul bibit-bibit potensial untuk mengharumkan bangsa Indonesia.

"Impian saya bisa mengangkat nama olahraga ini untuk paling tidak, sama populer dengan cabang tenis lapangan," katanya.

Pewarta: Akbar Nugroho Gumay
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014