Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore menguat sebesar 33 poin menjadi Rp11.794 dibandingkan posisi sebelumnya Rp11.827 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa Bank Indonesia (BI) menyatakan akan menerapkan kebijakan moneter ketat hingga akhir 2014 dalam rangka menjaga target inflasi serta perbaikan defisit transaksi berjalan dengan menahan tingkat suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5 persen menopang mata uang rupiah pada akhir pekan ini.
"BI kemarin (Kamis, 11/9) mempertahankan BI rate di level 7,5 persen, kebijakan itu untuk turut membantu mengurangi defisit neraca transaksi berjalan Indonesia dan diapresiasi pelaku pasar uang sehingga memberikan sentimen positif bagi nilai tukar domestik," katanya.
Ia menambahkan bahwa kebijakan BI itu juga dinilai masih dapat menahan risiko domestik seperti inflasi dan eksternal terkait kenaikan suku bunga AS (Fed rate) yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan.
"Sikap BI yang tetap hawkish itu diharapkan mampu menopang mata uang rupiah terhadap dolar AS ke depannya," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, tertekannya mata uang dolar AS menyusul data klaim pengangguran meningkat sekitar 11.000 menjadi 315.000 dalam pekan yang berakhir pada 6 September lalu.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini (12/9), tercatat mata uang rupiah tidak bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp11.831 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014