New York (ANTARA News) - Kenny G, musisi jazz yang pernah tampil pada acara pelantikan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton, kini bangun tiap pagi demi Starbucks.
Pemain saksofon bernama asli Kenny Gorelick itu tidak minum kopi. Dia rajin memeriksa harga saham perusahaan. Dia salah satu investor pertama jaringan waralaba yang berbasis Seattle itu.
Dia diperkenalkan dengan pemimpin Starbucks, Howard Schultz, melalui seorang paman, sebelum perusahaan masuk bursa, dan segera membeli saham. Sahamnya naik lebih dari 12.000 persen sejak awal perdagangan publik.
Kesuksesan itu mendorong kebiasaannya bermain saham, yang makin menyerap perhatiannya ketika potensi pendapatan dari musik termakan oleh musik digital, yang hasilnya lebih sedikit dari penjualan album fisik, serta pembajakan daring.
Sekarang Gorelick menghabiskan pagi di depan layar komputer, memperdagangkan blok saham dari hampir 30 perusahaan dalam portfolionya.
Dia mengatakan penghasilannya dari perdagangan saham sebanyak dari musik dalam satu satu dekade terakhir.
"Kebanyakan orang di dunia musik tidak menghasilkan uang sebanyak sebelumnya," kata Gorelick, yang berada di puncak tangga penjualan album jazz kontemporer selama 1990an dan tahun 2010 albumnya menembus daftar 10 besar musik jazz.
"Kau punya satu persen dari dari Beyonce dan U2, yang bermain di stadion, yang akan menghasilkan berton-ton uang. Saya akan menempatkan diri saya dalam kategori insan musik normal yang sukses," katanya.
Gorelick, yang memegang gelar sarjana akuntansi dari University of Washington, menyimpan asetnya di dua rekening utama: satu untuk perdagangannya dan satu yang dalam pengawasan Todd Morgan, pendiri perusahaan Bel Air Investment Advisors yang berbasis di Los Angeles.
Morgan mengatakan bahwa biasa bagi kliennya, yang semua harus memenuhi batas minimum aset yang bisa diinvestasikan 20 juta dolar AS, untuk menjaga porsi dalam portofolio mereka untuk perdagangan saham.
Gorelick lebih beruntung dibandingkan dengan musisi yang lain dalam hal pendapatan yang hilang akibat streaming dan pengunduhan digital.
Album dia tahun 2010 yang berjudul "Heart and Soul" terjual hampir 12.000 kopi pada akhir pekan pertama, dengan 86 persen penjualan berasal dari pejualan cakram digital berharga tinggi menurut data Nielsen SoundScan, yang melacak penjualan musik. Album solonya akan keluar akhir tahun ini.
Soal performanya di pasar saham, Gorelick mengatakan, "Saya rata-rata punya taruhan yang bagus tapi saya sungguh tidak sempurna."
Dia bertanya kepada orang yang dia anggap pintar tentang apa yang sedang terjadi dalam bidang pekerjaan mereka. Jika dia melihat perusahaan yang tampak menjanjikan, dia akan memantaunya beberapa waktu, membaca liputan tentang perusahaan dan melakukan riset lainnya, dan kemudian mungkin dia membeli sahamnya.
Satu kemenangan terbesarnya baru-baru ini adalah saham Potash Corp of Saskatchewan Inc, salah satu perusahaan pengekspor pupuk terbesar di dunia.
Dia mendengar tentang perusahaan itu dari seorang teman di Kanada. Menurut dia, temannya orang yang sukses menganalisis dan menilai apakah saham tertentu bagus untuk investasi sehingga layak ditambahkan ke portofolio.
Gorelick menyebut temannya "memberi nasihat yang mudah diikuti."
Dia kemudian memantau saham itu selama dua bulan dan membelinya dalam jumlah signifikan ketika nilainya dalam satu hari turun sekitar 30 dolar AS per saham tahun 2010.
Saham itu kemudian naik menjadi 62 dolar AS per saham tahun berikutnya dan Gorelick menjualnya pada harga 60 dolar AS ke bawah. "Saya menghasilkan banyak uang dari saham itu," katanya.
Kejadian seballiknya terjadi pada sahamnya di perusahaan bioteknologi Dendreon Corp, yang direkomendasikan oleh seorang teman.
Gorelick mulai membeli saham sekitar 35 dolar AS awal tahun 2011. Tak lama kemudian perusahaan mengumumkan penjualan vaksin kanker prostat Provenge yang tidak memenuhi ekspektasi.
Ia menjualnya dengan harga kurang dari lima dolar AS per saham. Sekarang saham itu diperdagangkan dengan harga kurang dari dua dolar AS per saham.
"Saya tidak lagi mendengar kiat dari teman seperti dulu lagi," katanya bercanda.
Gorelick masih punya "cukup banyak" saham di Starbucks Corp dan memantau harga sahamnya setiap hari. Tapi dia berusaha tetap berhati-hati.
"Saya bisa emosional lewat musik saya, dan berusaha lebih masuk akal dalam urusan perdagangan," katanya seperti dilansir kantor berita Reuters.
Penerjemah : Intan Umbari P
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014