New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia menguat pada Kamis (Jumat pagi WIB), meskipun laporan Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan prospek untuk pertumbuhan permintaan minyak mentah global telah sangat melemah.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, naik 1,16 dolar AS menjadi ditutup pada 92,43 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Kontrak telah jatuh menjadi 90,43 dolar AS di awal sesi, tingkat terendah sejak Mei 2013, lapor AFP dan Xinhua.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober, berakhir empat sen lebih tinggi pada 98,08 dolar AS per barel di perdagangan London, setelah sebelumnya jatuh menjadi 96,72 dolar AS per barel, titik terendah sejak Juli 2012.
Gene McGillian, seorang pialang dan analis di Tradition Energy, mengatakan beberapa pedagang memutuskan untuk mengambil keuntungan setelah kesenjangan antara WTI dan Brent ditutup menjadi kurang dari lima hingga sembilan dolar AS seminggu yang lalu. Perbedaan perdagangan antara kedua kontrak adalah taruhan populer di pasar minyak.
"Orang-orang memutuskan untuk mengambil beberapa keuntungan," kata McGillian.
Badan Energi Internasional, penasehat kebijakan energi untuk negara-negara industri, memangkas prospek permintaan minyak global, mengutip lemahnya pertumbuhan ekonomi di Eropa dan Tiongkok.
IEA memangkas estimasi pertumbuhan permintaan minyak tahun ini menjadi 1,0 persen atau 900.000 barel per hari, dari perkiraan sebelumnya satu juta barel per hari.
Itu mengakibatkan total permintaan untuk tahun ini menjadi 92,6 juta barel per hari.
"Perlambatan pertumbuhan permintaan baru-baru ini bukan kekurangan yang luar biasa," lembaga itu mengatakan.
Para analis mengatakan perkiraan IEA yang lemah dimentahkan oleh hidupnya kembali kekhawatiran tentang ketegangan geopolitik setelah AS dan Uni Eropa mengumumkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia atas aksi-aksinya di Ukraina.
Para analis juga mengutip komentar oleh juru bicara kementerian luar negeri Rusia Alexander Lukashevich yang menyebut pengumuman Presiden Barack Obama untuk memerintahkan serangan udara AS di Suriah "sebuah tindakan agresi."
"Ketegangan telah meningkat," kata John Kilduff, mitra pendiri hedge fund Again Capital.
"Mungkin pasar mendapat sedikit terlalu bosan tentang Timur Tengah."
Harga minyak mentah naik karena kekhawatiran gangguan pasokan minyak mentah di Timur Tengah dan Ukraina meningkat.
Kekhawatiran pasar atas ketegangan geopolitik di Timur Tengah meningkat, setelah Presiden AS Barack Obama pada Rabu malam berjanji bahwa ia "tidak akan ragu untuk mengambil tindakan" terhadap Negara Islam (IS) di Suriah, serta di Irak.
Obama juga mengatakan pada Kamis bahwa AS bergabung dengan Uni Eropa dalam menerapkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia atas dukungannya yang terus menerus terhadap separatis di Ukraina.
Rusia adalah produsen utama energi global, dan lebih dari 70 persen minyak mentah dan gas Rusia diekspor ke Eropa melalui Ukraina. Ketidakpastian seputar Ukraina menyajikan ancaman besar bagi pasar minyak.
Di sisi ekonomi, jumlah orang Amerika mengajukan klaim awal untuk tunjangan pengangguran pada pekan lalu naik ke tingkat tertinggi sejak akhir Juni, kata Departemen Tenaga Kerja. Dalam pekan yang berakhir 6 September, angka pendahuluan untuk klaim awal yang disesuaikan secara musiman meningkat 11.000 menjadi 315.000, lebih tinggi dari ekspektasi pasar, menurut departemen.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014