Probolinggo (ANTARA News) - Sekitar 450 hektar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger (TNBTS) di Gunung Bromo Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, terbakar.
"Munculnya titik api ini diketahui pada Selasa (9/9) sore dan kebakaran di padang savana Gunung Bromo terus meluas hingga hari ini....kurang lebih 450 hektar," kata Kepala Balai Besar TNBTS Ayu Dewi Utari saat dihubungi dari Probolinggo, Kamis malam.
Menurut dia, kebakaran seluas 450 ha tersebut terdiri dari 100 ha padang savana di Gunung Bromo dan sekitar 350 ha merupakan kawasan di sekitar tebing dari lereng Watu Kutho hingga Watu Gede.
"Api dengan cepat membakar rumput dan pakis yang kering di padang savana karena embusan angin yang cukup kencang pada musim kemarau, sehingga padang savana yang merupakan habitat hewan di TNBTS terbakar seluas 100 ha," tuturnya.
Kebakaran dapat diatasi dan sejumlah titik api benar-benar padam pada pukul 17.00 WIB dengan bantuan semua pihak antara lain petugas TNBTS, masyarakat, TNI, Polri dengan total personel sekitar 1.000 orang.
"Alhamdulillah api bisa dipadamkan dengan sempurna dan semoga tidak ada bara api yang tersisa akibat embusan angin kencang di kawasan tersebut sehingga lahan TNBTS yang terbakar tidak semakin luas," paparnya.
Petugas memadamkan sejumlah titik api dengan peralatan seadanya yakni membuat sekat bakar dan menyiram lidah api dengan peralatan pemadam kebakaran dan jet shooter, serta mematikan api dengan tanah yang basah (gepyok).
"Kami terus melakukan pemantauan, agar tidak ada lagi bara api yang menyala karena padang savana di Bromo mudah terbakar pada saat musim kemarau akibat kelalaian manusia," katanya.
Sejauh ini, kata dia, penyebab kebakaran diduga karena kelalaian para pencari rumput di padang savana Gunung Bromo yang membuang puntung rokok sembarangan atau menyalakan api tidak dimatikan dengan sempurna hingga kebakaran merembet ke tebing.
"TNBTS sudah memasang papan peringatan dan larangan kepada pengunjung atau masyarakat untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak membuat api unggun, atau kegiatan lain yang bisa memicu kebakaran selama musim kemarau," ujarnya.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014