Magelang (ANTARA News) - Pengembangan sejumlah desa wisata di sekitar Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, harus ditempuh untuk meningkatkan daya tarik kepariwisataan di peninggalan peradaban dunia itu, kata Anggota Komisi X DPR RI, Angelina Patricia Pingkan Sondakh.
"Dengan desa wisata, kita lebih ingin menciptakan desa-desa dengan keunikannya sendiri," ujarnya kepada ANTARA News di sela-sela kunjungan ke SMA El Sadhai Kota Magelang, Selasa.
Ia mengatakan, pengembangan desa wisata di sekitar Candi Borobudur, di antara Kali Elo dengan Kali Progo itu akan mendorong para wisatawan mengunjungi desa-desa tersebut lantaran keunikannya.
Para pedagang cendera mata
(souvenir), katanya, tidak lagi harus mengejar-kejar wisatawan, agar membeli dagangannya, dan menambah lamanya kunjungan wisatawan di kawasan tersebut.
"Kita yang minta turis itu untuk keliling, bukan pedagang
(souvenir) yang mendekat kepada turis, tetapi turis itu yang akan mengelilingi desanya, dan dia mungkin mampir ke desa satu ada kain atau bahan yang menarik, terus di desa kedua ada
(souvenir), di desa ketiga ada bambu, ini yang ingin kita ciptakan, sehingga Borobudur ini menjadi tempat yang menarik perhatian," katanya.
Ia menyatakan, perlunya pembenahan kawasan Candi Borobudur dalam rangka pengembangan daya tarik kepariwisataan dunia di Indonesia pada masa mendatang.
"Seperti Borobudur ini betul-betul harus kita kemas, agar lebih menarik sehingga gaungnya ke seluruh dunia, karena kita punya Borobudur dan Borobudur kita jadikan tempat yang betul-betul menarik perhatian seluruh mata dunia," kata Puteri Indonesia 2001 itu.
Pengembangan Borobudur untuk memberikan nilai tambah kepariwisataan di kawasan candi yang dibangun abad ke-8 masa Dinasti Syailendra itu bagi masyarakat sekitarnya, demikian Angelina Sondakh. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006