Washington (ANTARA News) - Seiring jumlah serdadu Amerika Serikat (AS) yang tewas selama Oktober lebih dari 100 personel dan Pemilu yang tinggal beberapa hari mendatang, Markas Besar Angkatan Bersenjata, Pentagon pada Senin mengumumkan tentara AS telah ditingkatkan hingga 150 ribu personil. Jurubicara Pentagon mengatakan penambahan personil tersebut disebabkan penambahan masa pergiliran pasukan. "Beberapa unit sedang dalam transisi menyelesaikan dinas (di Irak) sedangkan beberapa lainnya memulai dinas," kata Letnal Kolonel Mark Ballesteros. Seorang pejabat Pentagon yang tidak mau disebut namanya mengemukakan Divisi Infantri ke-4 Angkatan Darat hampir menyelesaikan 1 tahun masa dinas di Irak. Sebelumnya, komandan militer AS telah memperpanjang masa pergiliran tentara untuk menambah keberadaan militer AS selama Pemilu Irak maupun pada momen penting lainnya dalam proses politik. Penambahan terakhir kali ini seiring bulan suci Ramadhan di mana kekerasan diperkirakan meningkat, serta menjelang pemilihan Kongres di AS pada 7 November. Pejabat Pentagon tersebut sependapat dengan Wapres Dick Cheney yang menyiratkan kekhawatiran bahwa Al-Qaeda belakangan ini mencoba mempertinggi tingkat kekerasan di Irak untuk mempengaruhi Pemilu di AS. Sekretaris pers Pentagon, Eric Ruff mengatakan dia tidak tahu mengapa jumlah pasukan AS semakin tinggi di Irak. "Ini berita buat saya. Anda tanyakan kepada MNF-I (pasukan multi nasional di Irak). Ini keputusan jenderal Casey," katanya. Penambahan pasukan ini penting untuk dicatat sebab kekuatan militer AS di Irak hanya terpaut 10 ribu personel dibanding Januari yang mencapai 160 ribu personel usai Pemilu di Irak. Pada Juni, jumlah tersebut berkurang hingga 127 ribu personel namun pada akhir Juli, Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld mengubah kecenderungan penurunan pasukan dengan memerintahkan pasukan tempur diperpanjang masa dinasnya hingga lebih dari satu tahun, sebagai salah satu usaha mengatasi kekerasan sektarian di Baghdad. Pertengahan September, Jenderal John Abizaid, komandan tertinggi militer AS di Timur Tengah, mengatakan sedikitnya diperlukan 140 ribu personel selama semester pertama 2007 untuk mengatasi kekerasan. Sejak saat itu, jumlah personel AS di Irak bertambah dari 142 ribu hingga mencapai 147 ribu pada pekan lalu, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006