BUMN reasuransi yang dinamai Indonesia Reasuransi itu merupakan gabungan dari Reasuransi Internasional Indonesia (ReIndo), Tugu Reasuransi Indonesia, Reasuransi Nasional Indonesia (NasRe), dan Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI).
"Indonesia Reasuransi ini akan diluncurkan pada Oktober 2014, namun mulai resmi beroperasi pada 1 Januari 2015," kata Dahlan usai Rapat Pimpinan Kementerian BUMN di Jakarta, Kamis.
Menurut Dahlan, saat ini persiapan penggabungan usaha tiga perusahaan reasuransi dan satu perusahaan asuransi tersebut memasuki tahap finalisasi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Penggabungan perusahaan-perusahaan tersebut dilakukan agar pemerintah memilki perusahaan penjaminan asuransi dengan modal dan aset besar.
"Saat ini perusahaan reasuransi BUMN skalanya kecil-kecil. Di lain pihak kita membutuhkan reasuransi yang dapat meng-cover kegiatan penjaminan dalam volume besar," ujarnya.
Mantan Direktur Utama PT PLN itu menjelaskan, selama ini Indonesia rata-rata kehilangan potensi premi reasuransi sekitar Rp8 triliun per tahun yang lari ke perusahaan reasuransi di luar negeri.
"Dengan terbentuknya Indonesia Reasuransi maka potensi devisa dari bisnis reasuransi tersebut dapat diserap seluruhnya di dalam negeri," tuturnya.
Dahlan menambahkan, rencana pengoperasian Indonesia Reasuransi tersebut mendapat respon positif dari perusahaan reasuransi asal Eropa seperti Swiss, Inggris.
"Mereka sudah kontak kita, dan siap menjalin kerja sama dengan Reasuransi Indonesia," katanya.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014