Pekanbaru (ANTARA News) - Sejumlah pelaku usaha makanan di Kota Pekanbaru mulai beralih menggunakan elpiji bersubsidi kapasitas tiga kilogram setelah Pertamina menyatakan kenaikan harga jual elpiji 12 kilogram yang akan diterapkan secara bertahap mulai 10 September.
"Perbedaan harga elpiji tiga kilogram dengan yang 12 kilogram, sangat jauh belum lagi rencananya akan naik terus. Tidak mungkin usaha saya bertahan kalau tidak segera beralih," kata Akiong (38), pemilik rumah makan di Kota Pekanbaru.
Ia mengaku langsung membeli empat tabung elpiji tiga kilogram (kg) untuk mengganti penggunaan tabung 12 Kg yang biasa digunakannya. Hal senada juga dilakukan Andika Permana (32), pemilik usaha kantin sekolah di Pekanbaru, bahwa kenaikan harga elpiji bersubsidi akan sangat berdampak bagi dirinya yang tergolong baru berusaha di bidang kuliner.
Sebabnya, ia mengatakan tidak berani menaikan harga jual ke konsumen yang mayoritas anak sekolah. Sedangkan, kalau dipaksanakan terus memakai elpiji 12 Kg sama saja memangkas keuntungan.
"Saya terpaksa beralih ke elpiji tiga kilogram, daripada harus menaikan harga jual," ujarnya.
Pemilik agen elpiji nonsubsidi PT Tuah Karsa, Tuah Laksamana, mengatakan pengusaha sebenarnya berharap kenaikan harga jangan terlalu besar karena khawatir konsumen akan beralih ke elpiji bersubsidi. Ia mengatakan harga eceran tertinggi (HET) elpiji 12 kKg di tingkat agen di Kota Pekanbaru sebelum kenaikan mencapai Rp91.600 per tabung dan saat di tingkat pengecer bisa mencapai Rp105.000 tergantung lokasinya.
Sedangkan, harga elpiji bersubdi kapasitas 3 Kg harga ecerannya kini Rp16 ribu per tabung.
"Perbedaan harga tabung 12 kilogram dengan yang bersubsidi sangat jauh sekali. Konsumen pasti akan beralih karena itu sudah menjadi hukum pasar mencari harga yang termurah," katanya.
PT Pertamina (Persero) menaikkan harga elpiji nonsubsidi tabung 12 kg sebesar Rp1.500 per kg mulai Rabu (10/9) pukul 00.00 waktu setempat. Pertamina beralasan, kenaikan harga dilakukan untuk menekan kerugian bisnis elpiji tersebut.
Dengan begitu, mulai tanggal 10 September harga elpiji 12 kg naik Rp1.500 per kg atau Rp18.000 per tabung 12 kg. Sedangkan, kenaikan harga elpiji 12 kg di tingkat konsumen akan berkisar Rp21.000-Rp22.000 per tabung karena ditambah ongkos transportasi dan marjin pengecer.
Pertamina juga merencanakan per 1 Januari 2015 harga elpiji 12 Kg akan naik lagi sebesar Rp1.500 per kg, dan secara bertahap pada 1 Juli 2015 naik Rp1.500 per kg, 1 Januari 2016 naik Rp1.500 per kg, dan 1 Juli 2016 naik Rp1.500 per kg.
Dengan begitu, setelah 1 Juli 2016 harga elpiji diperkirakan mencapai keekonomian sebesar Rp11.944 per kg atau sampai konsumen Rp180.000 per tabung.
Pertamina menghitung tanpa kenaikan elpiji, maka bisnis elpiji 12 kg bakal mengalami kerugian mendekati Rp6 triliun pada 2014.
(F012/B012)
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014