Selain itu, melakukan kegiatan seperti jalan-jalan, kerja sosial, mengunjungi saudara/teman, partisipasi dalam grup, dan melakukan ibadah juga bisa memperlambat demensia."
Jakarta (ANTARA News) - Selain karena faktor usia, demensia dan alzheimer bisa terjadi karena gaya hidup, salah satunya yakni merokok.
"Menurut data, usia 65, satu persen menderita alzheimer dan saya pikir bisa lebih dari itu. Kalau angka harapan hidup di Indonesia naik menjadi 85 tahun, kemungkinan bisa naik 5-10 persen. Karena salah satu faktor terjadinya demensia ialah usia," kata Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S, pakar syaraf Universitas Katolik
Atmajaya saat talk show tentang demensia, di Jakarta, Rabu, (10/9).
Ia menimpali, "Perokok mempunyai kecepatan psikomotor dan fleksibilitas kognitif yang lebih rendah daripada bukan perokok."
Selain faktor umur dan kebiasaan merokok, tekanan darah tinggi, diabetes melitus dan resistensi insulin, dislipedemia, obesitas, jantung, bisa mencetuskan demensia.
"Jadi simpel saja yang tidak bagus buat jantung, tidak bagus buat otak, seperti hipertensi, kolesterol, kencing manis, stres, depresi, kurang tidur, dan lain sebagainya," katanya.
Walaupun demikian, demensia dan alzheimer bisa diperlambat dengan berolahraga, kegiatan stimulasi mental (kognitif), dan beraktivitas.
"Penelitian pada tahun 1990 manfaat olahraga hanya untuk membuat badan lebih bugar. Namun, penelitian setelah itu menyebutkan bahwa saat olahraga bisa membuat otak makin cerdas," katanya.
Dokter Yuda juga mengatakan bahwa melakukan kegiatan stimulasi (kognitif) seperti membaca, menulis, bermain puzzle, bermain papan/kartu permainan, musik, diskusi kelompok, membuat kerajinan tangan bisa menurunkan 30-50 persen resiko kehilangan memori/ingatan.
"Selain itu, melakukan kegiatan seperti jalan-jalan, kerja sosial, mengunjungi saudara/teman, partisipasi dalam grup, dan melakukan ibadah juga bisa memperlambat demensia," tambahnya lagi.
Pewarta: Okta Antikasari
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014