Purwokerto (ANTARA News) - Pakar vulkanologi, Surono, mengatakan bahwa status Gunung Slamet yang wilayahnya meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, Jawa Tengah, tidak perlu dinaikkan ke level yang lebih tinggi.
"Tidak perlu Awas (level IV, red.). Ya seperti itu terus-terusanlah. Wong Slamet ya seperti Slamet enggak usah takutlah," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.
Selama berstatus "Siaga", kata dia, Gunung Slamet masih mengeluarkan sinar api, material-material atau lava pijar, abu vulkanik, suara dentuman, dan suara gemuruh yang merupakan ciri-ciri tipe letusan strombolian.
Berdasarkan data pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Selasa (9/9), pukul 18.00-00.00 WIB, cuaca Gunung Slamet terang, teramati 183 kali sinar api dengan ketinggiam 50-900 meter, 59 kali lontaran material/lava pijar setinggi 200-300 meter dari puncak.
Selain itu, terdengar 57 kali suara dentuman dan 83 kali suara gemuruh sedang hingga kuat, sedangkan kegempaan terekam sembilan kali gempa embusan dan tremor menerus.
Pada Rabu, pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Slamet tertutup kabut, saat terang teramati asap putih tebal hingga kecokelatan setinggi 100-300 meter, 148 kali sinar api dengan ketinggian 100-300 meter, 76 kali lontaran material/lava pijar setinggi 50-300 meter dari puncak.
Selain itu, terdengar 63 kali suara dentuman dan lima kali suara gemuruh sedang hingga kuat, sedangkan kegempaan terekam 18 kali gempa letusan dan tremor menerus.
Pada pukul 06.00-12.00 WIB, cuaca Gunung Slamet terang, teramati 37 kali embusan asap putih tebal hingga kecokelatan dengan ketinggian 50-300 meter, serta terdengar 10 kali suara dentuman dan 37 kali suara gemuruh, sedangkan kegempaan terekam 91 kali gempa embusan dan tremor.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 10 Maret 2014, pukul 22.00 WIB, menaikkan status Gunung Slamet dari "Aktif Normal" (level I) menjadi "Waspada" (level II).
Peningkatan status tersebut dilakukan karena aktivitas Gunung Slamet yang meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Brebes, dan Tegal itu, meningkat.
Oleh karena intensitas gempa atau letusannya semakin bertambah serta abunya semakin tinggi, PVMBG pada 30 April 2014, pukul 10.00 WIB, menaikkan status Gunung Slamet dari "Waspada" (level II) menjadi "Siaga" (level III).
Selanjutnya, PVMBG menurunkan status Gunung Slamet dari "Siaga" menjadi "Waspada" pada Senin, pukul 16.00 WIB, karena aktivitasnya cenderung menurun.
Akan tetapi, sejak pertengahan Juli 2014, Gunung Slamet kembali menunjukkan peningkatan aktivitas, sehingga PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM kembali meningkatkan status gunung tertinggi di Jateng itu, menjadi "Siaga" pada Selasa (12/8), pukul 10.00 WIB.
(KR-SMT)
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014