... sampai 2025, akan ada 2.000 pesawat komersial baru di Indonesia... "
Pontianak (ANTARA News) - Di balik gemilang pertumbuhan industri penerbangan nasional, ada hal yang harus disiapkan, yaitu sekitar 7.000 orang Flight Operation Officer (FOO) hingga 2025 nanti.


FOO bertugas merencanakan, membantu, mengoordinasikan, dan memonitor penerbangan.


Mereka adalah "jembatan" antara awak pesawat terbang --pilot dan awak kabin-- dengan petugas di ruang operasi maskapai penerbangan serta kontrol udara bandar udara.


Keperluan ini sudah sangat mendesak dipenuhi, apalagi target pemerintah adalah mendirikan 60 bandar udara baru di seluruh Tanah Air dalam waktu dekat, termasuk di Singkawang, Kalimantan Barat.


"Permintaan mendatang, sampai 2025, akan ada 2.000 pesawat komersial baru di Indonesia," kata Direktur PT DAS Aviation Training Centre, Jasman Karimin, di Pontianak, Rabu.


Yang paling ekspansif membeli pesawat terbang baru adalah Lion Air, yang diperkirakan akan membeli hingga 1.000 pesawat terbang baru dari berbagai merek dan tipe hingga 2025 itu.


Karena ekspansi bisnisnya itu, Lion Air menjadikan Batam di Kepulauan Riau, sebagai home base mereka. Jakarta dan Surabaya sudah sangat padat untuk dijadikan home base bagi maskapai penerbangan.

"Jadi, pekerjaan di bidang FOO ini sangat terbuka. Belum lagi sekarang ada 60 bandara baru di seluruh Indonesia," kata dia.

Menurut dia, tingkat pertumbuhan industri penerbangan seperti itu membuat Indonesia menjadi incaran penerbangan asing.

Saat ini, ada sekitar 4.000 tenaga FOO di Indonesia. Terkait hal itu, PT DATC terus mengembangkan kapasitas dan merekrut calon-calon yang ingin menjadi FOO.


Laju pertumbuhan industri penerbangan nasional itu juga membawa konsekuensi lain, yaitu tenaga pilot-kopilot, mekanik, pengawas menara kendali ruang udara, ahli tataboga udara, ahli manajemen bandara, dan lain-lain.


Jika pilot hingga berlisensi twin engine jet bisa dicetak dalam waktu sekitar dua tahun, maka teknisi memerlukan waktu sekitar lima tahun.

Pewarta: Teguh Wibowo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014