Hong Kong (ANTARA News) - Para ahli kembali mengingatkan kemungkinan terjadinya pandemi flu burung (Avian Influenza/AI) setelah ditemukannya penyebaran strain baru virus H5N1 yang resisten dan mematikan bagi manusia dan unggas. Ilmuwan-ilmuwan di Hong Kong dan Amerika Serikat percaya virus baru--yang dijuluki strain "Fujian-like" atau "mirip Fujian"-- kemungkinan telah bermutasi karena pengaruh program vaksinasi yang dirancang untuk mengendalikan penyebaran virus di lingkungan peternakan unggas, demikian dilaporkan AFP, Selasa. "Penyebaran virus flu burung berpatogenitas tinggi H5N1 pada unggas di Eurasia, disertai peningkatan kasus infeksi pada manusia pada 2006 menunjukkan bahwa penularan virus itu belum sepenuhnya dapat dikendalikan dan ancaman terjadinya pandemi tetap ada," demikian menurut laporan publikasi akademik Amerika Serikat dalam "Proceedings of the National Academy of Sciences." Laporan itu menyebutkan pula bahwa menurut hasil studi serokonversi (pembentukan antibodi dalam serum darah yang timbul akibat infeksi atau imunisasi--red) pada unggas yang diperjualbelikan di pasar unggas rendah dan vaksinasi yang kemungkinan merupakan penyebab terbentuknya atau terseleksinya virus sub keturunan (sublineage) "Fujian-like." Laporan, yang juga ditulis oleh ahli mikrobiologi dari Universitas Hong Kong yang mendalami penelitian tentang flu burung Yi Guan, itu juga menyatakan bahwa strain itu telah muncul pda 2005 dan menyebar ke seluruh daratan China, Hong Kong, Thailand, Laos dan Malaysia. Dikatakan pula bahwa saat ini virus strain "Fujian-like saat ini merupakan varian virus utama yang berubah cepat di seluruh Asia dan dengan cepat akan menggantikan strain virus yang telah merebak di Hong Kong dan Vietnam. "Hasil analisis menunjukkan `sublineage` H5N1 (Fujian-like) sudah muncul dan berkembang pada unggas sejak akhir 2005," demikian menurut laporan itu. Penyebaran strain virus baru tersebut pada wilayah geografis yang luas dalam periode singkat, menurut laporan tersebut, merupakan tantangan baru dalam upaya untuk mengendalikan virus mematikan tersebut. Virua AI strain H5N1 dilaporkan pertama kali menyerang dan menyebabkan kematian pada manusia tahun 1997 di Hong Kong, ketika enam orang dilaporkan meninggal karena penyakit misterius. Wabah penyakit yang pada 2003 kembali menyerang unggas-unggas di kawasan Asia itu kini telah menelan lebih dari 150 jiwa penduduk dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) telah mengingatkan penyakit tersebut berpotensi menyebabkan pandemi yang kemungkinan bisa merenggut jutaan penduduk dunia(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006