Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Rabu pagi, bergerak melemah sebesar 19 poin menjadi Rp11.780 dibandingkan posisi sebelumnya Rp11.761 per dolar AS.
Analis riset dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada mengatakan nilai tukar yen Jepang yang terkoreksi setelah terimbas pelemahan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) memberikan ruang bagi dolar AS untuk kembali menguat, termasuk terhadap mata uang di kawasan Asia lainnya seperti rupiah.
"Pelaku pasar akan kembali memanfaatkan momentum itu untuk memburu mata uang dolar AS sehingga membuka peluang pelemahan lanjutan bagi mata uang domestik," katanya.
Menurut dia, cukup wajar jika dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang di kawasan Asia mengingat kebijakan pelonggaran stimulus yang biasa disebut "quantitative easing" (QE) akan berakhir dan ekspektasi bank sentral AS (the Fed) segera menaikkan suku bunganya pada tahun 2015 mendatang.
"Ekspektasi kenaikan suku bunga AS masih cukup kuat, laju perekonomian AS cenderung mengalami pertumbuhan," katanya.
Hal senada juga dikatakan Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir. Ia mengemukakan fundamental nilai tukar dolar AS masih kuat menyusul ekspektasi kenaikan tingkat suku bunga AS (Fed rate), kondisi itu cukup membebani kinerja rupiah.
"Secara umum optimisme terhadap perekonomian AS masih baik sehingga membuat kinerja rupiah kembali terdepresiasi," katanya.
Ia memperkirakan bahwa mata uang rupiah diproyeksikan bergerak di kisaran Rp11.760-Rp11.800 per dolar AS pada perdagangan valuta asing (valas) di dalam negeri hari ini.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014