London, (ANTARA News) - KBRI Brussel bekerjasama dengan Kemkominfo, Kemenperin, Kemenko Perekonomian, Kemenristek dan Pusat Mikroelektronika ITB mengelar acara eksibisi "Indonesia Industry and Technology Day" yang dihadiri lebih dari 50 entrepreneurs dan engineers TI (Teknologi Informasi) dari berbagai negara di Eropa dan Indonesia.
Dalam acara tersebut berhasil ditandatangani nota kesepahaman (MoU) antara PT. Fusi Global Teknologi, Pusat Mikroelektronika ITB dan MIMOon GmbH (Jerman) untuk pengembangan teknologi LTE (Long Term Evolution) disaksikan Dubes RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa, Arif Havas Oegroseno dan Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Budi Setiawan.
Counsellor KBRI Brusel, Riaz J.P. Saehu kepada Antara London, Rabu mengatakan acara Indonesia Industry and Technology Day dibuka Dubes Arif Havas Oegroseno, diikuti presentasi terkait kebijakan pemerintah Indonesia dalam mendukung sektor ekonomi digital Indonesia.
Presentasi dilakukan Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatik dari Kominfo, Direktur Industri Elektronika dan Telematika dari Kemenperin, dan Asisten Deputi Telematika dan Utilitas, Kemenko Perekonomian, serta presentasi dari tiga pihak yang menandatangani MoU.
Saat ini kontribusi ekonomi digital Indonesia hampir mencapai tiga persen dari PDB, lebih besar dari ekspor gas Indonesia ke Asia Timur. Tapi Indonesia masih kalah dari India, Filipina, RRT, dan Ghana, dalam hal negara tujuan outsourcing produk-produk TI, ujar Dubes.
Lebih lanjut Dubes RI menekankan bahwa perlu ada strategi nasional untuk melakukan kampanye diplomasi ekonomi digital Indonesia di level global. "Indonesia harus hadir di pasar global TI seperti Silicon Valley, CeBIT, dan pasar lainnya di Asia Pasifik," ujarnya.
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014