Jenewa (ANTARA News) - Jumlah korban tewas dari wabah terburuk Ebola dalam sejarah telah meningkat menjadi sedikitnya 2.296 dari 4293 kasus di lima negara Afrika Barat, kata Organisasi Kesehatan Dunia, Selasa.
Angka-angka itu menunjukkan hampir 200 kematian baru akibat penyakit itu dari 6 September, yang berarti bahwa mereka hanya mewakili satu hari semenjak perbaruan data oleh WHO sebelumnya, yang berkaitan dengan 5 September.
Tetapi data terbaru masih mencerminkan situasi pada 5 September di Liberia, negara yang terkena dampak terburuk, menunjukkan jumlah yang benar sudah jauh lebih tinggi.
Sementara itu menurut laporan AFP dari Washington, Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan dalam satu wawancara yang disiarkan Minggu, bahwa militer AS akan membantu dalam memerangi cepat menyebarnya Ebola di Afrika, tetapi mengatakan itu hendaknya dilakukan beberapa bulan sebelum epidemi melambat.
Obama mengatakan bahwa, dalam bentuknya saat ini, ia tidak percaya Ebola akan mencapai Amerika Serikat, tetapi memperingatkan virus tersebut dapat bermutasi dan menjadi ancaman jauh lebih besar bagi orang-orang di luar Afrika.
Presiden berpendapat bahwa jumlah korban penyakit mematikan itu sedang diperburuk oleh infrastruktur dasar kesehatan masyarakat di Afrika.
"Kita akan harus mendapatkan aset-aset militer AS hanya untuk mengatur, misalnya, unit-unit isolasi dan peralatan di sana, untuk memberikan keamanan bagi kesehatan masyarakat pekerja secara bergelombang dari seluruh dunia," kata Obama pada "Meet the Press" NBC.
"Jika kita melakukan itu, maka itu masih akan terjadi beberapa bulan sebelum masalah tersebut bisa dikendalikan di Afrika," katanya.
Namun dia menambahkan, "jika kita tidak melakukan upaya itu sekarang, penyakit ini menyebar tidak hanya di seluruh Afrika, tetapi juga bagian-bagian lain dunia, ada prospek kemudian bahwa virus itu bermutasi.
(H-AK)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014