Untuk menghadapi MEA ini, petani belum siap bersaing karena keterbatasan modal usaha seiring biaya atau modal usaha peternakan dan pertanian yang semakin tinggi."

Jakarta Timur (ANTARA News) - Sebesar 70 persen peternakan ayam petelur di Pulau Jawa dikuasai pengusaha asing yang memiliki modal besar untuk mengembangkan usaha peternakan itu.

"Saat ini, sebagian besar peternak ayam petelur lokal gulung tikar karena biaya pakan dan biaya perawatan ternak yang tinggi," kata anggota Gabungan Peternak Ayam Nasional (GPANAS), Khalik di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan, saat ini, pengusaha Malaysia juga akan menanamkan modalnya untuk mengembangkan peternakan ayam petelur tersebut.

"Dalam waktu dekat ini, pengusaha Malaysia itu akan mengusahakan sekitar 4 juta ekor ayam petelur di Jawa dan bisa menghasilkan telur sebanyak 200 ton per hari," ujarnya.

Menurut dia, pengusaha asing ini sangat tertarik mengembangkan peternakan ayam petelur di Indonesia khususnya Pulau Jawa karena tingkat konsumsi masyarakat terhadap telur yang sangat tinggi.

"Tingkat konsumsi telur yang tinggi ini tentu menjadi peluang bagi pengusaha asing untuk memasarkan produksi telurnya dan peluang pasar yang besar ini tentu mereka dengan mudah mendapatkan keuntungan," ujarnya.

Melihat kondisi ini, kata dia, usaha peternakan ayam ini akan mematikan usaha peternakan ayam petani, karena mereka tidak memiliki modal besar untuk membeli pakan ayam yang tinggi, pada akhirnya petani akan menjadi penonton atau pekerja di peternakan milik pengusaha asing itu.

Apalagi, kata dia, memasuki Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) 2015 tentu pemodal-pemodal asing akan lebih leluasa untuk menguasai sektor peternakan dan pertanian di Indonesia.

"Untuk menghadapi MEA ini, petani belum siap bersaing karena keterbatasan modal usaha seiring biaya atau modal usaha peternakan dan pertanian yang semakin tinggi," ujarnya. (SDP-65/E001)

Pewarta: Aprionis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014