... penderita kanker Indonesia cukup tinggi yakni 1 sampai 2 jiwa per 1.000 penduduk, dengan prevelensi tinggi menyerang perempuan... "
Jakarta (ANTARA News) - Omni Hospital Pulomas Jakarta Timur segera mengoperasikan Pusat Kemo untuk meningkatkan pelayanan kepada penderita kanker di Indonesia.
"Tingginya penderita kanker mendorong kami mendirikan fasilitas Pusat Kemo untuk membantu pengobatan bagi penderita kanker," kata Direktur Omni Hospital Pulomas Jakarta Timur, dr Theresia Yulita MARS, di Jakarta, Selasa.
Merujuk data kesehatan nasional pada 2003, penderita kanker Indonesia cukup tinggi yakni 1 sampai 2 jiwa per 1.000 penduduk, dengan prevelensi tinggi menyerang perempuan.
Yulita mengatakan, fasilitas yang diluncurkan bertepatan dengan hari jadi Omni Hospital ke-42 akan menjamin keamanan pasien selama menjalani pengobatan melalui layanan komprehensif mulai diagnosa, konsultasi, hingga tindakan yang terintegrasi dalam satu fasilitas.
Pusat Kemo itu akan dilengkapi ruang peracikan obat yang sangat steril, kedap suara, serta menggunakan sistem interlock, sehingga menjamin akurasi, sterilitas, dan kualitas saat peracikan obat bagi pasien.
"Dalam pelaksanaan kemoterapi terdapat prinsip enam benar dalam melakukan tindakan yakni, benar pasien, benar rute, benar dosis, benar waktu, dan benar dokumentasi," ujar dia.
Dengan demikian, ujar dia, dalam memberikan obat baik pada masa pre-medikasi dan post-medikasi obat kemoterapi harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.
"Pelaksanaan kemoterapi harus aman dan sesuai prosedur mengingat efek samping yang dapat ditimbulkan selama menjalani pengobatan baik itu bagi pasien maupun petugas kesehatan dan lingkungan sekitar," ujar dia.
Dia mengatakan, salah satu kelebihan Pusat Kemo Omni Hospital, memberikan kesempatan kepada pasien untuk memperoleh pendapat kedua (second opinion) dari top role model doctors di Jepang.
Seluruh informasi medis pasien akan dikirim melalui teleradiologi, sehingga dokter kanker di Jepang dapat menganalisa kondisi pasien serta memberikan rekomendasi teknik pengobatan secara cepat dan tepat.
"Hasil second opinion ini dapat diberitahukan kepada pasien setelah lima hari kerja sejak data dikirimkan," ujar dia.
Tim dokter Jepang yang terlibat, di antaranya Dr Toshihiko Sato (radiologi) Presiden Noguchi International Diagnostic Clinic, Dr Joji Yamamoto (onkologi) Presiden Kamagaya General Hospital, Prof Dr Hiromu Mori (radiologi) Oita University Hospital, dan Dr Hidemi Furusawa (onkologi) Director Breastopia Namba Hospital.
Pewarta: Ganet
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014