Jakarta (ANTARA News) - Kontingen Indonesia terancam belum bisa masuk kampung atlet Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, karena hingga saat ini belum membayar tempat tinggal bagi para atlet selama mengikuti kejuaraan.
"Padahal sudah ada atlet dari dua cabang olahraga yang sudah berangkat ke Incheon yaitu berkuda dan dayung," kata Ketua Kontingen Indonesia, Suwarno di Kantor KONI Senayan Jakarta, Selasa.
Menurut dia, belum dibayarnya Kampung Atlet tempat seluruh atlet asal Indonesia tinggal merupakan dampak dari belum turunnya dana dari pemerintah. Untuk masalah ini semuanya ditanggung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Suwarno berharap kondisi ini tidak sampai mempengaruhi kondisi atlet yang sejak awal diproyeksikan untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya pada kejuaraan empat tahunan itu mulai 19 September hingga 4 Oktober itu.
"Biar pengurus aja yang tahu. Makanya kita semua harus terus memotivasi atlet agar bisa meraih hasil maksimal," katanya menambahkan.
Selain belum membayar Kampung Atlet, kontingen Indonesia juga terkendala masalah peralatan pertandingan. Padahal peralatan pertandingan sangat dibutuhkan terutama untuk proses adaptasi sebelum turun di pertandingan resmi.
Suwarno menegaskan, masalah peralatan umum seperti halnya kostum juga masih terkendala karena hingga saat ini belum bisa dibagikan kepada seluruh atlet maupun ofisial yang akan mendukung selama kejuaraan berlangsung.
"Kemenpora menjanjikan kostum akan dibagikan pada 10 September pukul 11 malam. Selanjutnya pada 11 September akan digunakan untuk pengukuhan atlet," kata pria yang juga Komandan Satlak Prima itu.
Selain dayung dan berkuda, kontingen Indonesia yang akan berangkat terlebih dahulu adalah sepak bola. Sesuai dengan rencana, Timnas U-23 yang dilatih oleh Aji Santoso akan bertolak menuju Incheon, Korea Selatan, Rabu (10/9).
Sementara itu Manajer Dayung Indonesia, Budiman Setiawan mengatakan, tim dayung bertolak ke Incheon, Senin malam (8/9). Sesuai dengan rencana semua atlet yang diberangkatkan akan menjalani adapatasi dengan lokasi pertandingan, Rabu (10/9).
"Kenapa berangkat lebih awal, karena harus adaptasi. Selama ini atlet berlatih di ketinggian 1.500 mdpl, padahal lokasi pertandingan di ketinggian 350 mdpl. Kami telah siap jauh-jauh hari, meski ada sedikit masalah kami tetap berangkat sesuai dengan perhitungan," katanya.
Menurut dia, karena belum bisa masuk Kampung Atlet, seluruh atlet dan pelatih dayung tinggal di hotel yang tidak jauh dari lokasi latihan. Dan untuk biaya akomodasi dan transportasi semuanya masih ia tanggung. pihaknya.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014