Karimun, Kepri (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk wabah Demam Berdarah Dengue atau DBD.
"Ya, kita KLB untuk DBD. Kita maksimal dalam pelayanan untuk menekan penularan DBD," kata Kepala Dinas Kesehatan Karimun Sensissiana di Tanjung Balai Karimun, Selasa.
Sensissiana mengatakan penetapan status KLB terkait dengan tingginya kasus DBD sepanjang 2014 yang mencapai 215 kasus, 5 di antaranya korban meninggal dunia.
"Cukup meningkat jika dibandingkan tahun 2013 yang hanya 84 kasus. Cuma tahun ini tidak seperti tahun 2008, kalau pada 2008 pasien sekali kena bisa 10 sampai 20 orang, sedangkan tahun dua, tiga atau empat pasien," katanya.
Dinkes, menurut dia, telah melakukan langkah-langkah antisipasi salah satunya dengan menggencarkan gerakan 3M Plus, yaitu Mengubur, Menurut dan Membersihkan tempat-tempat yang menjadi genangan air secara massal, seperti bak-bak penampungan air baik dalam maupun luar ruangan untuk mencegah berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypty, vektor penularan wabah DBD.
Dinkes juga, kata dia, telah menggiatkan gerakan abatesasi atau gerakan menabur bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air untuk membasmi jentik nyamuk.
"Untuk fogging tetap kita lakukan setiap kali terdapat kasus baru, fogging atau pengasapan untuk membasmi nyamuk dewasa pada radius yang masih mampu dijangkau nyamuk," katanya.
Langkah lainnya, kata dia lagi adalah meningkatkan koordinasi lintas-sektoral untuk menekan kasus DBD, seperti berkoordinasi dengan camat, lurah, RT dan RW.
"Jumat kemarin kita baru saja rapat koordinasi di Kecamatan Meral dan Tebing. Kita mengajak semua pihak untuk sama-sama menyosialisasikan gerakan 3M Plus serta menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih," kata dia.
Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes Karimun Rachmadi menambahkan, sebagian besar dari 215 kasus DBD itu berasal dari Pulau Karimun Besar, dengan kasus terbanyak dari Kecamatan Karimun yang mencapai 84 kasus.
Kasus DBD dari pulau lain, menurut Rachmadi relatif kecil, yaitu 14 kasus dari Kecamatan Kundur, 2 kasus dari Kundur Utara, 2 kasus dari Kundur Barat dan satu kasus dari Kecamatan Moro.
"Sedangkan 5 korban meninggal dunia terjadi pada Januari, Juli dan Agustus. Dari 5 korban meninggal dunia itu, empat di antaranya anak-anak," kata dia.
Berdasarkan data Dinkes, kasus DBD pada 2011 tercatat sebanyak 117 dengan dua penderitanya meninggal dunia. Pada 2012 sebanyak 76 dengan 1 korban meninggal dunia. Sedangkan 2013 sebanyak 84 kasus dengan dua korban meninggal dunia.
Pewarta: Rusdianto Syafruddin
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014