Manila (ANTARA News) - Ribuan orang ditampung di pusat-pusat pengungsian, Selasa setelah Topan Cimaron melanda propinsi-propinsi utara Filipina menewaskan paling tidak 10 orang akibat angin kencang dan amukan air. Cimaron menghantam Luzon, pulau paling banyak penduduknya di Filipina dan gudang beras negara itu, Minggu malam ketika topan berkategori lima (topan terkuat) menumbangkan pohon-pohon, tiang-tiang listrik dan menerbangkan atap rumah dan menghancurkan rumah-rumah dan merusak jalan-jalan. Topan itu, kedua melanda Filipina dalam sebulan , melemah ketika menuju kepulauan itu, Senin dan bergerak ke arah barat menuju Vietnam dengan kecepatan angin 120km per jam dan hembusan angin sampai 150km per jam. Cimaron diperkirakan akan menambah kecepatannya ketika bergerak melintasi Laut Cina Selatan dan para ahli cuaca memperingatkan topan itu bisa berobah arah menuju Cina. "Jika tetap dengan jalurnya maka topan itu akan menghantam Vietnam tapi ada satu peluang topan itu akan berobah menuju utara dan mungkin akan menghantam Hainan dan jika terus bergerak ke atas, mungkin memasuki Hongkong," kata Robert Sawi , seorang ahli cuaca kantor biro cuaca Filipina. Paling tidakj lima orang dilaporkan tenggelam atau tewas akibat pohon yang tumbang di propinsi pantai Isabela, kata walikota setempat Renato Candido. Paling tidak lima lainnya tewas, kata para pejabat bencana. Kantor Pertahanan Sipil mengatakan polisi masih memverfikasi laporan tentang tanah-tanah longsor. Lebih dari 2.000 orang diungsikan ke tempat penampungan sementara dan hampir 180.000 orang terlantar akibat angin kencang, tanah lonsor dan banjir. Paling tidak empat propinsi masih tanpa aliran listrik. Topan itu menghambat ribuan porang untuk menghadiri acara All Saints`Day dan All Souls`Day pada 1 dan 2 Nopember, di mana jutaan warga Filipina berbondong-bonbong datang ke makam-makam untuk menghormati mereka yang meninggal. Cimaron diperkirakan menyebabkan kerugian 114 miliar peso (2,3 miliar dolar AS) akibat hancurnya tanaman, ikan dan ternak mati. Kerugian akibat rusaknya jalan-jalan, jembatan-jembatan dan sekolah-sekolah sekitar 25 miliar peso. Departemen Pertanian mengatakan topan itu menghancurkan sekitar delapan persen beras dan jagung yang akan dipanen sebelum akhir tahun. Cimaron menghantam kepulauan itu beberapa minggu setelah Topan Xangsane melanda Filipina dan Vietnam menewaskan paling tidak 169 orang dan merusak jaringan-jaringan listrik, jalan-jalan dan tanaman. Badai sering melanda Filipina tapi daerah-daerah Luzon utara bergunung dan hutan lebat, yang menimbulkan risiko banjir dan tanah longsor. Dalam bencana terburuk pada tahun-tahun belakangan ini, lebih dari 5.000 orang tewas di propinsi Leyte, Filipina tengah tahun 1991 akibat banjir yang dipicu topan, demikian Reuters.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006