Jayapura (ANTARA News) - Dokter umum yang bertugas di Puskesmas Waris, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, wilayah yang berbatasan langsung dengan Negara Papua Nugini (PNG) sudah hampir setahun hengkang sementara itu pada pekan kedua Oktober banyak warga setempat yang menderita diare tidak tertolong yang berujung pada kematian. Dari Waris, sekitar 150 Km dari kota Jayapura, Senin, wartawan ANTARA melaporkan, berdasarkan keterangan Kepala Puskesmas Waris, Leonardus Ibe, sejak pekan kedua Oktober, sebanyak sembilan warga meninggal dunia akibat diare. Mereka merasa perut sakit, kembung, mencret disertai darah yang cukup banyak. "Ketika masyarakat membawa pasien diare itu ke Puskesmas, kami hanya dapat membantu sejauh kemampuan yang kami miliki padahal seharusnya ditangani langsung oleh dokter. Puskesmas ini memiliki seorang dokter yakni dr Andrean Engel Ansenai tetapi sudah setahun tidak bertugas di sini," katanya. Menurut informasi, dr Andrean sudah tinggal di Jayapura dan pihaknya telah menyurati Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua agar yang bersangkutan segera diganti tenaga dokter lain yang lebih memiliki semangat pengabdian kepada rakyat di wilayah perbatasan RI-PNG. Kepala Distrik Waris yang pada tahun lalu dijabat Philipus Yafok pernah menegur dokter tersebut karena yang bersangkutan hengkang dari tempat tugas sementara pada saat yang sama masyarakat setempat sangat membutuhkan pelayanan seorang dokter. Selain dokter Andrean, petugas laboratorium Puskesmas Waris, Mifta juga hengkang dari tempat tugasnya. Kini dia tinggal di kota sambil menerima "gaji buta" setiap bulan. Para pasien yang datang berobat di Puskesmas ini bukan hanya warga Distrik Waris tetapi juga saudara-saudara dari perbatasan PNG yang merasa lebih dekat menjangkau Puskesmas ini dari pada harus bepergian jauh ke ibukota Distrik Wasenggela dan Distrik Imonda, PNG. Adapun sembilan warga Waris yang telah meninggal dunia secara bertutur-turut akibat diare adalah Paskalis May, Demianus May, Pius May, Yokbed, Febriani, Fransiana, Petrus Tuo, Jefri Mangga, Julies Ibe dan Natalia. Sementara itu Pemimpin umat Katolik Keuskupan Jayapura, Uskup Leo Laba Ladjar,OFM ketika mengunjungi masyarakat perbatasan RI-PNG dan mendengar keluhan masyarakat di bidang kesehatan menyatakan penyesalannya yang sangat mendalam atas hengkangnya para petugas kessehatan di Puskesmas Waris. "Pada saat ini masyarakat justeru sangat membutuhkan pertolongan dari para petugas kesehatan yang berkompeten dan berkualitas tetapi ternyata dokter umum dan petugas laboratorim hengkang dari tempat tugas mereka," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006