Mogadishu (ANTARA News) - Pemerintah Somalia memperingatkan Sabtu bahwa para pemberontak Al Shebab di negara itu sedang merencanakan serangkaian serangan balasan setelah pemimpin mereka dikonfirmasi terbunuh awal pekan ini dalam serangan udara Amerika Serikat.
"Lembaga-lembaga keamanan menerima informasi yang menyiratkan Al Shebab sedang merencanakan melakukan serangan-serangan terhadap fasilitas medis, pusat pendidikan dan fasilitas pemerintah," kata Menteri Keamanan Nasional Kalif Ahmed Ereg kepada wartawan.
"Pasukan keamanan siap membalas serangan-serangan mereka dan kami menghimbau rakyat membantu pasukan keamanan menghadapi aksi-aksi kekerasan," kata dia, seraya menambahkan, namun, "kami mengucapkan selamat kepada rakyat Somalia" atas kematian pemimpin Al Shebab, Ahmed Abdi Godane.
Pada Jumat Pentagon membenarkan bahwa Godane, pemimpin kelompok yang terkait dengan Al Qaida di Afrika, terbunuh dalam satu serangan Senin.
Godane telah bertempur untuk menggulingkan pemerintah negara itu yang didukung masyarakat internasional, melakukan gelombang pemboman dan pembunuhan.
Godane, 37 tahun, diberitakan berlatih di Afghanistan bersama Taliban. Ia telah memimpin transformasi kelompok itu dari pemberontak lokal menjadi ancaman gerilya regional. Al Shebab melanmcarkan serangan-serangan di negara-negara yang menyumbang bagi pasukan Uni Afrika yang berperang di Somalia.
Ia menyatakan bertanggung jawab atas pemboman Juli 2010 di Kampala, ibu kota Uganda, yang membunuh 74 orang, dan juga diyakini telah menjadi dalang penyerangan pusat perbelanjaan Westgate di Nairobi, Kenya, pada September 2013. Sedikitnya 67 orang tewas dalam pengepungan empat hari itu.
Sementara itu Presiden Kenya Uhuru Kenyatta Sabtu menyampaikan rasa terima kasih kepada Amerika Serikat atas terbunuhnya Godane, yang bertanggung jawab atas pembantaian di mal tersebut.
Dalam pernyataannya, Presiden Kenyatta mengatakan kematian pemimpin Al Shebab itu "meneyediakan satu langkah penutupan kecil" bagi para korban pengepungan tersebut.
"Setahun lalu bulan ini, para teroris bersenjata masuk ke mal Westgate dan melakukan kejahatan di wilayah Kenya," kata Kenyatta.
"Godane... memimpin rencana itu, dan bertanggung jawab atas serangan terhadap Westgate. Kematiannya merupakan suatu ingatan yang kejam bahwa mereka yang hidup dengan pedang akan musnah oleh pedang," tambah dia seperti dikutip AFP.
"Kami berhutang kepada Amerika Serikat, dan para prajuritnya, ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas berakhirnya karir dan kehancuran Godane; dan akhirnya izinkan kami untuk memulai proses penyembuhan," kata dia, yang berjanji "akan berdiri dalam barisan solidaritas dengan para korban serangan Westgate, karena kematiannya memberikan langkah penutupan kecil."
(SYS/M016/H-RN)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014