"Tahun ini, tahun keemasan jazz Indonesia, musisi yang datang jumlahnya 10 sampai 20 kali lipat," kata Indra Lesmana jelang penampilannya dalam ASEAN Jazz Festival di Batam Kepulauan Riau, akhir pekan.
Menurut Indra, musisi pada era 2014 juga memiliki kemampuan yang jauh lebih baik dibanding era tahun 1980 hingga 1990.
Pria kelahiran 28 Maret 1966 tidak merasa tersaing dengan lahirnya banyak pemusik jazz saat ini. Indra justru bangga dengan kehadiran musisi baru.
Apalagi, musisi yang hadir pada era ini mendapatkan ilmu langsung dari negeri asalnya, sehingga memiliki kualitas baik.
"Pada tahun 2010 ke atas, banyak anak muda pulang sekolah dari Eropa, Amerika, yang belajar di sana," kata ayah artis Eva Celia.
Selain yang belajar langsung dari Eropa dan Amerika Serikat, Indra melihat beberapa talenta jazz lahir dari belajar autodidak melalui sambungan internet.
"Saat ini mencari informasi musik tidak susah. Di mana pun kita tinggal, di Batam atau pelosok mana pun, asalkan kecepatan internet baik, bisa belajar dengan baik," kata saudara kandung sutradara Mira Lesmana itu.
Menurut dia, banyaknya festival jazz yang digelar di Tanah Air juga memicu menjamurnya peminat dan musisi jazz.
Di tempat yang sama, pengamat musik Bens Leo mengatakan berdasarkan survei, Indonesia merupakan negara penyelenggara festival jazz paling banyak di dunia.
Setiap tahunnya, lebih dari 50 feztival jazz dilaksanakan di penjuru Tanah Air. Hal itu menandakan musik jazz lahir positif di nusantara.
"Ada lebih dari 50 titik penyelengaraan festival jazz di Indonesia. Bahkan, ada Bekasi Jazz Festival," kata dia.
Pewarta: Jannatun Naim
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014