"Kita memang dipesankan untuk membeli rumah beliau. Rencananya, bangunan itu mau kita ubah menjadi ruang terbuka hijau (RTH), yaitu Taman Henk Ngantung," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, rumah mantan Gubernur DKI periode 1964-1965 itu bukan hanya akan diubah menjadi taman biasa, tetapi juga taman budaya, sehingga masyarakat bisa mengenal sosok Henk Ngantung lebih dekat.
"Jadi sebetulnya pembelian rumah beliau itu dimaksudkan untuk melindungi warisan sejarah yang ditinggalkan oleh Henk Ngantung. Kita harus jaga supaya warisan budaya itu bisa diperkenalkan kepada khalayak," ujar Ahok.
Meskipun demikian, dia menuturkan sampai dengan saat ini pihaknya masih menunggu adanya persetujuan dari anak-anak Henk Ngantung terkait izin penjualan dan peruntukan rumah tersebut.
"Karena kita kan juga tidak bisa memaksa pihak keluarga untuk menjual rumah tersebut. Biar bagaimanapun, itu adalah rumah orang tua mereka. Kalau memang anak-anaknya tidak setuju, ya tidak apa-apa," tutur Ahok.
Namun, mantan Bupati Belitung Timur itu berharap agar pihak keluarga pada akhirnya setuju untuk menjual rumah tersebut kepada Pemprov DKI Jakarta, bukan kepada pihak lain.
"Justru kalau dijual kepada pihak lain nanti malah nilai-nilai sejarahnya hilang begitu saja. Kita kan ingin menyelamatkan sejarahnya. Makanya, saya sangat berharap pihak keluarga bisa setuju," ungkap Ahok.
Istri Henk Ngantung, yakni Hetty Evelyn Mamesah atau yang lebih akrab disapa Evy Ngantung itu menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (4/9) lalu sekitar pukul 19.30 WIB di RS UKI, Jakarta Timur karena penyakit darah tinggi dan paru-paru.
Perempuan yang tutup usia pada umur 75 tahun itu kemudian disemayamkan di RSPAD Gatot Subroto dan selanjutnya dimakamkan di TPU Menteng Pulo.
Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014