JAKARTA, 30 Oktober 2006 (ANTARA) -- PT International Nickel Indonesia Tbk ("PT Inco" atau "Perseroan", BEJ:INCO) hari ini mengumumkan hasil penjualan triwulan ketiga 2006 yang tidak diaudit sebesar $307,6 juta, naik 40% dari $219,39 juta pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih triwulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2006 adalah $124,6 juta, atau $0,13 per saham, hampir dua kali lipat laba bersih $62,4 juta, atau $0,06 per saham, pada triwulan yang sama tahun 2005. Penjualan naik 14% menjadi $748,1 juta pada sembilan bulan pertama tahun 2006 dari $653,7 juta pada periode yang sama tahun 2005. Laba bersih pada sembilan bulan pertama yang berakhir pada tanggal 30 September 2006 naik 17,4% menjadi $247,9 juta, atau $0,25 per saham, dari $211,1 juta, atau $0,21 per saham, pada periode yang sama tahun 2005. Presiden dan Chief Executive Officer PT Inco, Arif Siregar mengatakan "Perseroan mencapai produksi triwulan ketiga tahun 2006 sebesar 37,8 juta pon nikel dalam matte dibandingkan dengan produksi 43,3 juta pon pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun demikian, dampak keuangan dari produksi yang lebih rendah dapat dikompensasikan dengan harga nikel dalam matte yang lebih tinggi." "Penurunan produksi dibandingkan dengan tahun sebelumnya terutama disebabkan oleh terbakarnya transformer pada Tanur Listrik no. 2 pada akhir Mei. Penggantian, uji coba dan pemanasan kembali memerlukan waktu hampir 12 minggu, di mana Tanur Listrik tidak dapat beroperasi sampai pertengahan Agustus 2006. Berdasarkan waktu yang terbuang dan keberhasilan kami kembali pada tingkat produksi normal, kami memperkirakan produksi tahun 2006 PT Inco akan turun menjadi 158 sampai 159 juta pon nikel dalam matte dari rekor produksi 168 juta pon pada tahun 2005; angka ini sedikit di bawah produksi tahun 2004 sebesar 159,1 juta pon, yang merupakan produksi tertinggi kami yang kedua," demikian disampaikan Bapak Siregar. Klaim asuransi berkaitan dengan kebakaran tersebut, yang disebabkan oleh masalah listrik, saat ini sedang dinegosiasikan dengan pihak asuransi dan reasuransi. Termasuk klaim untuk kerusakan fisik, yang diperkirakan sekitar $5 juta, dan klaim interupsi bisnis yang dapat berakibat pada kehilangan pendapatan. Tidak ada angka yang dibukukan pada triwulan ketiga untuk klaim interupsi bisnis, karena negosiasinya sedang berlangsung. "Kami sangat gembira dengan neraca keuangan PT Inco yang kuat. Saldo kas kami pada akhir triwulan ketiga tahun 2006 adalah $199,2 juta, turun dari $264,3 juta pada periode yang sama tahun lalu. Pada akhir triwulan pertama 2006 kami telah menyelesaikan pembayaran kembali semua hutang yang berhubungan dengan proyek ekspansi besar kami yang lalu," demikian komentar Bapak Siregar. "Kami telah menetapkan bahwa penundaan dalam penyelesaian perubahan-perubahan pada izin kehutanan untuk pembangunan bendungan pembangkit listrik tenaga air Karebbe dan proyek optimisasi PT Inco - dan kenaikan harga-harga komoditas utama - akan berakibat pada biaya barang modal proyek ini melebihi perkiraan kami sebelumnya yaitu $275 - $280 juta. Perkiraan biaya barang modal yang baru akan ditetapkan jika ketentuan-ketentuan dalam izin diselesaikan. Kami juga mengundurkan jadwal penyelesaiannya menjadi triwulan pertama 2010 dari target semula pada triwulan pertama 2009. Walaupun dengan adanya perubahan-perubahan ini, pembangunan bendungan dan fasilitas pembangkit yang baru di Karebbe di atas sungai Larona akan sangat bermanfaat bagi PT Inco dan meningkatkan kapasitas produksi tahunan menjadi 200 juta pon nikel dalam matte - 20% di atas tingkat produksi 2005. Meningkatkan pasokan listrik dengan biaya rendah merupakan kunci untuk memperbesar produksi dan kami mengharapkan keuntungan jangka panjang Perseroan menjadi substansial," demikian ditambahkan Bapak Siregar. Selama triwulan kedua tahun 2006, Perseroan menerapkan standar akuntansi yang baru berkaitan dengan kewajiban penghentian pengoperasian aktiva. Hal ini berakibat pada penyajian kembali aktiva tetap untuk mencatatkan penghentian pengoperasian aktiva sebesar $7,5 juta. Dan juga, PT Inco membukukan $10,4 juta pengurangan pada laba ditahan pada periode yang berakhir pada 31 Desember 2005. Penyajian kembali laba ditahan pada 30 September 2005 sebesar $24,0 juta disebabkan oleh penerapan PSAK 24 dan akuntansi untuk penghentian pengoperasian aktiva. Harga realisasi rata-rata nikel dalam matte $21.009 per ton ($9,53 per pon) pada triwulan ketiga tahun 2006, dibandingkan dengan $11.882 per ton ($5,39 per pon) pada periode yang sama tahun 2005 dan $15.259 per ton ($6,92 per pon) pada sembilan bulan pertama 2006. Berdasarkan kontrak-kontrak penjualan jangka panjang wajib-ambil Perseroan dalam denominasi dolar AS, harga jual produksi nikel dalam matte ditentukan dengan suatu formula dengan patokan harga tunai nikel di Bursa Logam London (LME), atau harga realisasi rata-rata nikel Inco Limited, mana yang tertinggi. Produksi nikel dalam matte sepanjang triwulan ketiga tahun 2006 adalah 17.200 ton (37,8 juta pon), dibandingkan dengan 19.600 ton (43,3 juta pon) pada periode yang sama pada tahun 2005. Akibat kebakaran transformer, produksi nikel dalam matte pada sembilan bulan pertama tahun 2006 turun menjadi 50.400 ton (111,1 juta pon) dibandingkan dengan 55.600 ton (122,7 juta pon) pada periode yang sama tahun 2005. Biaya tunai produksi per unit pada triwulan ketiga tahun 2006 meningkat 51% menjadi $ 3,36 per pon dari $2,22 per pon pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penyebab utama kenaikan ini adalah lebih rendahnya tingkat produksi dan meningkatnya harga high sulphur fuel oil (HSFO) menjadi rata-rata $55,79 per barel pada triwulan ketiga tahun 2006 dari $40,17 per barel pada periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, selama triwulan ketiga 2006, harga rata-rata diesel meningkat menjadi $0,60 per liter dari $0,41 per liter untuk triwulan ketiga tahun 2005, terutama disebabkan oleh penghapusan subsidi dan harga minyak yang tinggi. Harga-harga ban, batu bara, belerang, pasta elektroda dan transportasi juga memberikan dampak negatif terhadap biaya. Pada sembilan bulan pertama tahun 2006, kas yang dihasilkan dari kegiatan operasi sebelum pengeluaran barang modal menurun menjadi $164,4 juta dari $231,3 untuk periode tahun sebelumnya, terutama karena adanya kenaikan yang berarti dari pembiayaan untuk pemasok. Pengeluaran barang modal pada sembilan bulan pertama 2006 meningkat menjadi $79,5 juta dari $70,1 juta pada periode yang sama 2005. Pembayaran dividen pada sembilan bulan pertama 2006 turun menjadi $85,1 juta dari $97,2 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sebagai akibat dari kenaikan barang modal kerja dan pengeluaran barang modal dan arus kas keluar sebesar $49,9 juta terjadi pada sembilan bulan pertama tahun 2006 dibandingkan dengan arus kas keluar sebesar $28,7 juta pada periode yang sama pada tahun 2005. Dewan Komisaris Perseroan menyetujui dividen tengah tahunan interim 2006 sebesar 0,025 dolar AS per saham yang akan dibayarkan pada tanggal 5 Desember 2006 bagi para pemegang saham yang tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal 22 Nopember 2006. Pemegang saham Indonesia akan menerima dividen dalam Rupiah yang nilainya setara dengan dividen yang dibayarkan dalam dolar AS berdasarkan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal 22 Nopember 2006. Pemegang saham asing akan menerima dividen dalam dolar AS. Ikhtisar kinerja keuangan Perseroan adalah sebagai berikut:
Triwulan KetigaSembilan Bulan
2006200520062005
Produksi nikel dalam matte:    
-ribu ton17,219,650,455,6
-juta pon37,843,3111,1122,7
     
Penjualan nikel dalam matte:    
-ribu ton14,418,248,353,2
-juta pon31,840,2106,4117,4
   
Harga realisasi rata-rata:    
-per ton

$ 21.009

$ 11.882$ 15.259$ 12.103
-per pon$ 9,53$5,39$6,92$5,49
     
Penjualan bersih - juta$ 307,61$219,39$748,14$653,73
     
Laba bersih - juta$ 124,63$62,37$ 247,91$ 211,06
     
Laba bersih per saham$ 0,13$ 0,06$ 0,25$ 0,21
Pada 30 September 2006, persediaan nikel dalam matte Perseroan adalah 2.886 ton (6,4 juta pon), dibandingkan dengan 128 ton (0,3 juta pon) pada tanggal 30 Juni 2006 dan 2.906 ton (6,4 juta pon) pada tanggal 30 September 2005. Perbedaan dalam jumlah persediaan dan jumlah pengiriman terutama disebabkan oleh jadwal pengapalan. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi: Indra Ginting Phone: 61 21 524 9000 Jan Kees van Gaalen Phone: 62 21 524 9002 (T.AD001/B/W001/W001) 30-10-2006 17:49:06

Copyright © ANTARA 2006