Bung Karno anak seorang guru jadi presiden, Pak Harto anak petani, tentara dan jenderal jadi presiden, Pak Habibie orang luar Jawa lama tinggal di Jerman bisa jadi presiden, Ibu Mega anak presiden jadi presiden, SBY juga begitu, artinya enam karakter
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan merilis film dokumenter yang mengisahkan enam Presiden Republik Indonesia dari Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, KH Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri hingga Susilo Bambang Yudhoyono.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Kacung Marijan usai konferensi pers penyelenggaraan Apresiasi Film Indonesia 2014 di Jakarta, Kamis, mengatakan, bulan ini film tersebut akan selesai.
"Sudah tahap finishing (penyelesaian), sudah 80-90 persen tinggal editing (penyuntingan), paling lambat Sabtu atau Minggu depan sudah selesai," katanya.
Kacung mengatakan, tujuan dibuatnya film tersebut, yakni untuk menginspirasi generasi muda bahwa semua orang bisa jadi presiden.
"Bung Karno anak seorang guru jadi presiden, Pak Harto anak petani, tentara dan jenderal jadi presiden, Pak Habibie orang luar Jawa lama tinggal di Jerman bisa jadi presiden, Ibu Mega anak presiden jadi presiden, SBY juga begitu, artinya enam karakter ini menunjukkan semua orang bisa jadi presiden," katanya.
Dia menambahkan, film yang idenya sejak satu tahun yang lalu itu bisa menginspirasi kepada masyarakat secara luas.
Kacung mengatakan, film dokumenter tersebut melibatkan sejumlah sutradara, salah satunya Garin Nugroho.
Dia menjelaskan film tersebut tidak digabungkan melainkan satu tokoh satu film dan masing-masing film berdurasi sekitar 50 menit.
Kacung mengatakan, film dokumenter tersebut juga tidak akan diputar dalam bioskop melainkan akan diputar di sekolah-sekolah.
Ke depannya, lanjut dia, film dokumenter tersebut akan terus berlanjut yakni mengisahkan tentang presiden terpilih Joko Widodo.
Dia mengaku latar belakang pembuatan film tersebut, yakni film dokumenter belum banyak diperkenalkan, terutama yang berbasis budaya dan sejarah bangsa.
"Relatif banyak budaya Indonesia yang belum tergarap dalam film, mulai dari cerita rakyat, suku bangsa, hingga kehidupan masyarakat di Indonesia," katanya.
(J010/Z002)
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014