Dari pemeriksaan yang telah kami lakukan, beruntung tidak ada satupun bom yang ditemukan. Keadaan lokasi steril,"

Padang (ANTARA News) - Tim Gegana Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat (Sumbar) yang dikerahkan setelah adanya laporan teror bom di Pengadilan Negeri (PN) Kelas I A Padang, pada Kamis pukul 12.30 WIB, tak menemukan bom di tempat tersebut.

"Dari pemeriksaan yang telah kami lakukan, beruntung tidak ada satupun bom yang ditemukan. Keadaan lokasi steril," kata Kepala Tim Gegana Polda Sumbar, Ipda M Sinaga, di Padang, Kamis.

Ia mengatakan tim yang diturunkan telah memeriksa di seluruh ruangan, dan lokasi yang terdapat di pengadilan.

Penyisiran, katanya, dimulai dari ruang sidang Cakra. Yaitu ruang sidang korupsi yang terdapat di lantai I PN Padang. Kemudian dilanjutkan kepada ruangan persidangan lainnya.

Ia mengatakan penyisiran di pengadilan tersebut timnya menurunkan sebanyak delapan personel yang dilengkapi dengan peralatan pendeteksi, dan menjinakan bom.

Penyisiran yang dilakukan tim Gegana di lokasi pengadilan dilakukan sekitar satu jam.

Ketua PN Padang Reno Listowo, bersyukur atas hasil penyisiran yang tidak menemukan bom tersebut.

Meskipun demikian, ia mengaku menyayangkan peneroran yang ditujukan ke pengadilan. Karena telah mengganggu jalannya persidangan.

"Sangat disayangkan, karena perbuatan itu telah menangganggu pelayanan pengadilan kepada masyarakat yang mencari keadilan. Sidang terpaksa harus diskors," katanya.

Setelah sekitar setengah jam tim Gegana menyelesaikan penyisiran, suasana di persidangan telah aman. Beberapa persidangan pun telah dilanjutkan kembali.

Pada bagian lain, seseorang yang mengaku dari organisasi Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) mengirimkan pesan singkat (SMS) kepada salah seorang Panitera Pengganti, Syofiati, bahwa telah meletakan bom di PN Padang. SMS dikirim dari nomor operator seluler dengan kode daerah Sumbar, yaitu 085363479580.

Isi SMS itu kurang lebih berbunyi, "Diperingatkan kepada seluruh karyawan/ti PN Padang agar cepat menghindar dari lokasi pengadilan, karena kami akan meledakkan bom yang sudah dipasang di beberapa titik."

Di bagian paling bawah SMS tertulis dalam tanda kutip tulisan ISIS Organization. Semua huruf dalam pesan, diketik dengan huruf kapital.
(KR-AGP/H014)

Pewarta: Agung Pambudi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014