Surabaya (ANTARA News) - Warga Dusun Kelampok, Desa Betek, Kecamatan Mojoagung, Jombang, yakni Ngasmo, yang berusia 99 tahun tercatat menjadi calon haji tertua di Jawa Timur hingga keberangkatan Kelompok Terbang (Kloter) 7/Jatim, Kamis.
"Saya tidak berangkat bersama keluarga, karena istri sudah meninggal dunia dan rencananya didampingi keponakan, tapi dia belum lunas," katanya didampingi seorang anggota Kloter 7 yang menemani keberangkatannya secara sukarela.
Kakek yang mempunyai empat anak itu menjelaskan dirinya bisa berangkat haji dengan menjual sawah miliknya yang laku Rp1,3 miliar.
"Uang sebanyak itu ada Rp700 juta yang saya belikan sawah lagi, lalu sisanya untuk tabungan, biaya haji dan membayar makelar yang berjasa menjualkan sawah saya," kata petani yang semasa muda menjadi pedagang itu.
Tentang persiapan menunaikan ibadah haji, calon haji kelahiran Jombang pada 21 Januari 1915 itu mengatakan semua persiapan dilakukan cucunya, di antaranya baju, makanan, dan sebagainya.
"Alhamdulillah, saya berangkat pun ada yang bantu," katanya, sambil menunjuk seseorang di sampingnya.
Sementara itu, staf Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya Bagus Budiman menjelaskan Ngasmo secara kesehatan tidak ada masalah, namun dia akan selalu dipantau oleh tim kesehatan.
"Begitu datang, dia langsung diminta ke klinik kesehatan asrama haji dan petugas pun mengantar ke Rumah Sakit Haji (di samping Asrama Haji Surabaya) untuk melakukan pemantauan dan pemeriksaan, mengingat usianya yang tua itu," katanya.
Ngasmo masih menjadi calon haji tertua dari PPIH Embarkasi Surabaya yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 7/Jatim yang berangkat bersama 348 calon haji dari Jombang lainnya dan 97 calon haji dari Surabaya.
Selain Ngasmo, calon haji lain yang tergolong tua adalah Samiri dari Desa Pojok, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, yang berusia 96 tahun dan Romli dari Kabupaten Mojokerto yang berusia 94 tahun. Ada juga seorang calon haji dari Banyuwangi yang berusia 89 tahun.
Hingga Kloter 7, calon haji asal Jatim yang batal (tertunda) berangkat adalah Aunur Rofik dan istrinya Neneng Wahyudi dari Sidoarjo. "Aunur masih dirawat di Rumah Sakit Haji Surabaya karena gagal ginjal, darah tinggi, dan komplikasi penyakit," kata Bagus Budiman.
Tentang calon haji yang wafat hingga kini, ia mengatakan calon haji wafat di asrama haji maupun di Tanah Suci hingga Kloter 7 yang berangkat pada Kamis (4/9) tidak ada, kecuali dua calon haji yang wafat di daerah, tapi porsi haji-nya langsung digantikan dua calon haji pada urutan berikutnya.
"Jadi, tidak mengurangi jumlah calon haji dalam satu kloter. Kedua calon haji yang wafat di daerah adalah Nurhasanah dan M Kirom Sipin dari Sidoarjo," katanya.
Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014