Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wiendu Nuryanti, mengatakan, sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu kunci utama untuk mengembangkan pariwisata sebagai salah satu sektor pendukung ekonomi Indonesia.
"Sumber daya manusia memiliki peran yang penting dalam pengembangan pariwisata untuk mendukung percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia," ujarnya dalam seminar Refleksi Tiga Tahun Pelaksanaan MP3EI di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan bahwa pariwisata adalah produk yang tidak akan terjadj bila market tidak bertemu dengan pembeli.
Sementara itu yang mengantarkan pembeli kepada market tidak lain adalah sumber daya manusia.
"Pariwisata tidak memerlukan SDM seperti profesor atau banyak guru besar, yang penting adalah keramahtamahan dan pemahaman SDM mengenai wawasan lokal di daerah setempat," kata Wiendu
Wiendu berpendapat bahwa satu wisatawan asing bisa menciptakan setidaknya 12 tenaga kerja dari sektor pariwisata.
"Mulai dari tukang becak, tour guide, pekerja di hotel, hingga penjaga museum, itu semua tercipta karena adanya wisatawan. Maka untuk mendukung itu kita butuh SDM berkualitas," ujar Wiendu.
Sebagai contoh Wiendu menyebutkan bahwa kekayaan alam Indonesia, sejarah lokal, hanyalah modal yang tidak akan menjadi produk pariwisata bila sumber daya manusia tidak mampu membawakannya kepada para turis.
"Contoh saja tukang becak di Jogja diminta untuk mengantar ke restoran enak, tapi si turis malah dibawa ke restoran cepat saji. Padahal seharusnya panganan asli Indonesia yang perlu diperkenalkan dan dicoba para turis," ujar Wiendu.
Oleh sebab itu Wiendu menegaskan bahwa peran sumber daya manusia sangat vital dalam sektor pariwisata, apalagi jumlah tenaga kerja yang terserap dari sektor pariwisata lebih besar dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja dari sektor lain.
Sebelumnya Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar menyebutkan bahwa sektor pariwisata di Indonesia mampu menyumbang 10,13 juta tenaga kerja langsung dan tak langsung.
Pewarta: Maria Rosari
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014