Hasil yang sesuai ekspektasi bisa mendorong atau mempertahankan penguatan dolar AS lebih lanjutJakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi melemah tipis dua poin menjadi Rp11.768 dibandingkan posisi sebelumnya Rp11.766 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis mengatakan, dolar AS kembali bergerak terhadap mata uang rupiah menjelang publikasi data tingkat pekerjaan AS yang diperkirakan menunjukkan kenaikan.
"Kenaikan tingkat pekerjaan AS itu seiring adanya ekspansi pada industri sektor jasa. Sentimen itu kembali menguatkan peluang kenaikan tingkat suku bunga AS (Fed rate)," katanya.
Ia menambahkan bahwa data "Non-farm Payrolls" yang akan dirilis pada pekan ini juga diperkirakan masih sesuai ekspektasi. Selain itu, AS juga akan merilis data pesanan pabrik bulan Juli yang diperkirakan ada lonjakan kenaikan sekitar 10,9 persen.
"Hasil yang sesuai ekspektasi bisa mendorong atau mempertahankan penguatan dolar AS lebih lanjut," katanya.
Menurut dia, data ekonomi AS sejauh ini masih cukup bagus, dan langkah bank sentral AS (Federal reserve) untuk mengakhiri kebijakan pelonggaran stimulusnya atau biasa disebut quantitative easing (QE) akan membuat dolar AS menjadi lebih ketat sehingga potensi penguatannya masih terbuka.
"Berakhirnya quantitative easing dan ekspektasi kenaikan suku bunga oleh the Fed yang sudah di depan mata, dolar AS akan berpotensi menguat," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014